"Ini juga dapat dimanfaatkan waktu yang mungkin kita anggap itu bisa untuk dipendekkan, seperti tahapan kampanye, kemudian juga memberikan waktu yang cukup juga kepada penyelenggara untuk melakukan proses yang lain," ujar Tito.
Selain itu, mantan Kapolri itu mengungkapkan suskesnya pengalaman Pilkada Serentak pada tahun 2020 yang lalu bisa dijadikan pelajaran positif yang bisa diterapkan pada Pemilu dan Pilkada 2024.
Sedangkan, pengalaman yang kurang bagus, seperti panjangnya masa kampanye yang berakibat pada keterbelahan masyarakat, perlu dikelola.
"Kita ketahui memang election adalah puncak hallmark of democracy. Puncak terpenting dari demokrasi adalah momentum setiap warga negara menggunakan hak demokrasi mereka," tutur Tito
"Maka, satu keniscayaan, yang harus dikelola adalah bagaimana perbedaan tersebut tidak menjadi potensi konflik," sambungnya.***