Sebut Pemindahan Ibu Kota Negara Akan Jadi Beijing Baru, Rizal Ramli: BUMN China Tertarik Beli Tanah di Situ

- 18 Januari 2022, 14:20 WIB
Ekonom Senior Rizal Ramli menduga penduduk ibu kota baru akan dihuni oleh masyarakat China, sehingga menjadi ibu kota Beijing baru.
Ekonom Senior Rizal Ramli menduga penduduk ibu kota baru akan dihuni oleh masyarakat China, sehingga menjadi ibu kota Beijing baru. /Tangkapan Layar YouTube Fadli Zon Official

SEPUTARTANGSEL.COM - Pemerintah semakin gencar untuk memindahkan Ibu Kota Negara (IKN) dari DKI Jakarta ke Penajem Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur.

Bahkan, pemerintah dan DPR tinggal mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) IKN yang telah disepakati ke Rapat Paripurna pada hari ini Selasa, 18 Januari 2022.

Namun, pemindahan IKN dinilai sejumlah tokoh terkesan dipaksakan dan tergesa-gesa tanpa mempertimbangkan kondisi perekonomian nasional saat ini.

Baca Juga: Soal Ngototnya Pemerintah Pindah Ibu Kota Negara, Farid Gaban Singgung 'Ibu Kota Hantu' di Myanmar

Ekonom Senior Rizal Ramli turut angkat bicara terkait pemindahan IKN yang dinilai dipaksakan tersebut.

Menurut Rizal Ramli, sudah banyak negara yang melakukan pemindahan IKN. Namun, dia mengatakan ada yang berhasil dan ada yang gagal.

Hal itu diungkapkan oleh Rizal Ramli dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube Fadli Zon Official pada Senin, 17 Januari 2022.

"Begini, yang pindahkan Ibu Kota Negara di dunia ini banyak. Ada yang berhasil, ada yang tidak," kata Rizal Ramli.

Baca Juga: Roy Suryo Soroti Calon Pemimpin Ibu Kota Baru: Si Mantan Napi? Akankah Kominfo Meralat Lagi?

Rizal Ramli mengungkapkan sebagian besar negara yang gagal dalam pemindahan IKN dikarenakan jarak ibu kota baru dengan ibu kota lama terlalu jauh. Salah satunya adalah Brazil.

Dia mengatakan Brazil memindahkan IKN dari Rio de Janiero ke Brazil City yang jaraknya hampir enam jam. Namun, ternyata tidak ada pejabat, masyarakat, ataupun pihak swasta yang pindah ke ibu kota baru tersebut.

Sementara, India pernah memindahkan IKN dari Old Delhi ke New Delhi dan ternyata berhasil karena jarak tempuhnya hanya 1-2 jam.

"Jadi, kuncinya itu kedekatan dengan yang baru, 2 jam maksimal, ibu kota baru yang berhasil itu ternyata jaraknya cuma 1-2 jam dari ibu kota lama," ungkapnya.

Baca Juga: Rizal Ramli Kuasai Ratusan Ribu TNI dan Siap Lengserkan Presiden Jokowi dari Jabatannya? Cek Faktanya

Lebih lanjut, mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman itu mengungkapkan akan sulit mengundang masyarakat, pejabat, ataupun pihak swasta yang akan pindah ke Kalimantan Timur.

Menurutnya, yang tertarik untuk membeli tanah di ibu kota baru itu adalah BUMN China yang akhirnya mengundang penduduk Beijing untuk tinggal di Kalimantan Timur.

"Nah yang tertarik untuk itu, BUMN China untuk beli tanah di situ. Bangun ibu kota baru, tapi penghuninya siapa itu nanti? Rakyat mah nggak mau pindah ke situ. Penghuninya ngundang lagi, pasti penduduk dari RRC buat jadi penduduk di situ," ujarnya.

Tak hanya itu, dia menduga dengan adanya penduduk China yang kemungkinan tinggal di ibu kota baru tersebut, IKN di Kalimantan Timur akan menjadi ibu kota Beijing Baru.

Baca Juga: Rizal Ramli Singgung Penghuni IKN Baru: Saya Anggap Ini Ibu Kota Beijing Baru

Rizal Ramli juga meminta kejelasan kepada Presiden Jokowi mengenai penduduk yang akan tinggal di ibu kota baru tersebut.

"Bisa jadi ibu kota baru, tapi itu ibu kota Beijing Baru, bukan republik indonesia baru. Jadi, saya mohon maaf, Jokowi tolong jelaskan siapa yang akan tinggal di ibu kota baru?" pungkasnya.***

Editor: Asep Saripudin


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x