SEPUTARTANGSEL.COM - Dokter Eva Sri Diana Chaniago sebut hanya negara komunis yang melakukan teror.
Bukan hanya itu, menurut Dokter Eva negara komunis juga melakukan intimidasi dan penangkapan terhadap rakyat yang kritis serta berani menyuarakan kebenaran.
Hal itu Dokter Eva ungkapkan langsung melalui akun media sosial pribadinya.
"Hanya negara dgn paham komunis yg melakukan teror, intimidasi & penangkapan thd rakyat yg kritis & berani suarakan kebenaran," kata Dokter Eva, dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @__Sridiana_3va pada Minggu, 2 Januari 2022.
Lebih lanjut, Dokter Eva menuturkan penguasa komunis takut kepada rakyat yang kritis, pintar, dan berTuhan.
Karenanya, menurutnya para penguasa tersebut selalu membuat rakyatnya miskin, bodoh, dan takut.
Baca Juga: Harga Telur Naik Drastis, Dokter Eva: Ayam Banyak yang Cuti Bertelur Karena Liburan Nataru
"Penguasa komunis takut rakyat yg kritis, pintar, apalagi berTUHAN atau percaya Allah SWT
Shg mereka sll membuat rakyatnya miskin bodoh takut
Apa BENAR ?" ujarnya.
Meski tidak dijelaskan kepada siapa cuitan tersebut ditujukan, namun ada netizen yang mengaitkan pernyataan pegiat media sosial tersebut dengan institusi tertentu, yakni TNI/POLRI.
Baca Juga: Dokter Eva tentang Omicron: Tidak Sepelekan dan Jangan Mudah Berteori
"Sekarang perlu dipertanyakan...TNI POLRI berpihak kepada bangsa atw penguasa…??!!!" tulis akun @cha_malla.
"Dan sedihnya banyak aparat yg gk nyadar sedang diperalat komunis untuk diadu domba sama rakyat," tutur akun @amat_bn.
Sebagai informasi, sebelumnya beredar video di media sosial sejumlah anggota TNI mendatangi Pondok Pesantren (Ponpes)Tajur Alawiyyin Bogor, Jawa Barat milik Habib Bahar bin Smith.
Salah satunya diketahui sebagai Komandan Resort Militer (Danrem) 061 Surya Kencana Brigjen TNI Achmad Fauzi.
Baca Juga: PPKM Level 3 Ganti Judul, Dokter Eva: Duh Aduh, Negara Lain Ada Nggak Kayak Gini?
Dalam video tersebut, terlihat Habib Bahar bin Smith dan Achmad Fauzi memperdebatkan ceramah terkait KSAD Jenderal Dudung Abdurachman.
Sontak, hal ini pun tuai kontroversi publik. Sejumlah pihak menilai tak seharusnya TNI memasuki ranah sipil.***