Emil Salim: Mungkinkah Kita Sambut Tahun Baru dengan Lebih Bersahabat? Netizen Pesimis

- 26 Desember 2021, 14:18 WIB
Prof. Emil Salim: mungkinkah kita sambut tahun baru dengan hati lebih bersahabat?
Prof. Emil Salim: mungkinkah kita sambut tahun baru dengan hati lebih bersahabat? /Foto: FEB UI/

SEPUTARTANGSEL.COM - Ekonom senior dan mantan orang nomor satu di Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) era Presiden Soeherto, Prof. Emil Salim merefleksi kehidupan bangsa dan negara Indonesia selama pandemi Covid-19 dan tahun 2021.

Meskipun usianya sudah lanjut, Prof. Emil Salim masih terus mengamati perkembangan bangsa Indonesia dan memberikan sumbangan pemikiran, salah satunya melalui media sosial.

Terkait dengan pandemi Covid-19, Prof. Emil Salim menyesali kondisi bangsa yang seperti terpecah-pecah. Dia menyampaikan sebagai harapan sekaligus pertanyaan, mungkinkah kita sambut tahun baru dengan hati lebih bersahabat?

Baca Juga: Emil Salim: Saat Bonus Demografi di Indonesia, Pajak Pendidikan Tidak Bijaksana  

"Covid-19 memaksa kita 'ambil jarak', kurang dialog tatap muka, sehingga beda pendapat tumbuh jadi 'permusuhan', kiritik dianggap 'perlawanan', dan masyarakat terpecah menjadi 'kawan versus lawan'." ujar Emil Salim sebagaimana dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @emilsalim2010.

"Mungkinkan kita tinggalkan tahun kelam ini dan menyambut tahun baru dengan hati lebih bersahabat?" tanya Emil Salim.

Menjawab pertanyaan Emil Salim, netizen di kolom komentar menjawab pesimis. Mereka tidak yakin, harapan profesor dapat terwujud.

"Maaf, sepertinya belum bisa, Prof. Selama pimpinan negeri ini masih orang dan partai yang sama. Disabar-sabarin aja, kecuali bagi mereka yang punya kemampuan mengubah, salah satunya para wakil rakyat yang ada di Senayan," jawab @ARRI_UWO.

Baca Juga: Pansus RUU Ibu Kota Negara Langgar Tatib DPR, Emil Salim Heran Malah Tatibnya yang Diubah

"Permusuhan memang diternak rezim, Pak. Minimal agar keluhan warga mampu tutupi kinerja terbata dan terbatas," kata @GarisGiras.

Meskpun demikian, seorang netizen mengatakan, segala sesuatu yang terjadi bukan semata-mata Covid-19, apalagi jika melihat dari sisi positif.

"Covis seperti halnya black death lead us, untuk mentransformasi diri ke arah yang lebih inklusif. Covid men-trigger pengurangan mobilitas demi mengurangi konsumsi energi yang saat ini dominan memakai sumber fosil, agar bumi kita tetap hijau ke depannya. Sebagian mobilitas mulai bisa dilakukan dengan teknologi," sanggah @Tude_aja.

Baca Juga: Ketat, Ini Syarat Masuk Wilayah Tangsel di Malam Tahun Baru, Setiap Jalan Perbatasan Dijaga Polisi

Masih menurut @Tude_aja, kedengkian yang menyebabkan terpecah-belah terjadi karena close minded seseorang, tidak terkait dengan Covid-19. Open minded sebuah kultur harus dibangun dengan banyak mendengar dan belajar, tidak semua hal dari diri sendiri benar dan orang lain pasti salah. ***

Editor: Taufik Hidayat


Tags

Terkait

Terkini