"Mudah-mudahan motivasinya motivasi yang positif. Mungkin saja (Kapolri) Sigit Listyo Prabowo menginginkan bahwa Polri menjadi champion dalam pemberantasan korupsi. Tentu dalam konteks ini, mereka hanya berwenang di wilayah pencegahan," ujarnya.
Sayangnya menurut Refly Harun, institusi sudah lama bermasalah sehingga lahirlah KPK. Apabila Polri bisa menjadi institusi yang bersih, maka sebenarnya KPK tidak lagi dibutuhkan.
Refly mengatakan, bukan tidak mungkin bahwa Novel Baswedan dan puluhan mantan pegawai KPK lainnya kembali direkrut oleh lembaga antirasuah itu ketika ada pergantian kekuasaan.
Baca Juga: Innalillahi, Novel Baswedan Berduka, Mantan Kabag SDM KPK Tak Lolos TWK Meninggal Dunia
Oleh sebab itu, dia pun menagih komitmen Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam memberantas korupsi.
"Memang Presiden Jokowi harus membuktikan apakah serius betul dalam memberantas korupsi atau cuma lip service," tegasnya.
Alumni Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta itu pun kembali mengungkit adanya narasi-narasi taliban yang dituduhkan kepada Novel Baswedan dkk.
Baca Juga: Novel Baswedan Sangkal Tuduhan Psikolog Bahwa Mantan Pegawai KPK Lakukan Playing Victim
Ia mengaku heran mengapa Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengizinkan perekrutan 'taliban' ke dalam institusinya.
"Apakah Kapolri punya tujuan lain? Nanti kita lihat," tuturnya.***