Baca Juga: Gunung Semeru Kembali Muntahkan Lahar Panas, PVMBG Tetapkan Status Waspada
Oleh sebab itu, Refly berharap masyarakat tidak bergantung kepada hasil survei untuk menentukan pilihan mereka di Pemilihan Presiden (pilpres) 2024 mendatang.
"Mudah-mudahan masyarakat Indonesia jauh lebih cerdas untuk 2024, tidak memilih berdasarkan hasil survei yang tidak mengukur tingkat elektabilitas didasarkan pada kemampuannya, tetapi lebih kepada popularitas," ungkap Refly.
Refly Harun memberikan pernyataan tersebut karena merasa memiliki tanggung jawab sosial untuk mengajarkan masyarakat agar dapat memilih calon presiden yang memiliki kemampuan, kualitas, dan konsep yang lebih jelas.
Agar Indonesia memiliki pemimpin negara yang kelasnya terbaik dari yang terbaik, bukan orang yang sekadar memiliki peluang untuk menang.
Baca Juga: 9 Mantan Pegawai KPK Tak Lulus TWK Tolak Gabung di ASN Polri, Tata Khoiriyah: Terima Kasih Kapolri
"Selain popularitas, elektabilitas, dan yang paling penting sesungguhnya adalah kualitas. Mudah-mudahan itu menjadi garis yang konsisten, kita tidak ingin tentunya mendapatkan presiden yang kelasnya medioker," tutur Refly.
Menurut perkiraannya, pencalonan presiden dan wakil presiden sendiri akan ditentukan pada Juni 2023 jika seandainya Pilpres digelar Februari 2024 mendatang. ***