Refly Harun Sebut Masyarakat Jangan Terlalu Percaya Hasil Survei Capres 2024, Dasarnya Hanya Popularitas

- 6 Desember 2021, 18:00 WIB
Refly Harun, jangan terlalu percaya perdebatan survei Capres 2024
Refly Harun, jangan terlalu percaya perdebatan survei Capres 2024 /Foto: Instagram/@reflyharun /

 

SEPUTARTANGSEL.COM - Memasuki akhir 2021, banyak lebaga yang mulai merilis hasil survei mulai dari kinerja lembaga pemerintahan, partai politik, hingga calon presiden (capres) 2024 mendatang.

Namun, dari tiap lembaga kerap merilis hasil survei yang berbeda antara satu dan lainnya. Hal tersebut lantas menjadi perdebatan hangat di kalangan pengamat politik dan masyarakat.

Politikus partai Gerindra Arief Poyuono bahkan terlibat perdebatan sengit dengan Irma Suryani Chaniago, anggota partai Nasdem terkait peluang Anies Baswedan di Pilpres 2024 dalam diskusi yang digelar Total Politik di Jakarta, pada Minggu, 5 Desember 2021.

Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun ikut menanggapi perdebatan tersebut lewat kanal YouTube pribadinya.

Baca Juga: Korban Jiwa Erupsi Gunung Semeru Bertambah, 15 Orang Meninggal, 27 Masih Belum Ditemukan

"Mulai rame survei mensurvei, tapi sekali lagi saya katakan jangan terlalu percaya survei," kata Refly dikutip SeputarTangsel.Com dari YouTube Refly Harun pada Senin 6 Desember 2021.

Dirinya lalu memaparkan, bagaimana hasil survei yang dirilis oleh lembaga survei yang waktunya berdekatan namun hasilnya jauh berbeda.

Seperti yang dirilis Indikator Politik, Prabowo Subianto meraih poin tertinggi. Sedangkan untuk IPO adalah Anies Baswedan dan lembaga SNRC posisi pertama ditempati Ganjar Pranowo.

"Jadi kadang-kadang kerap kali tergantung survei-nya ya dan cenderung survei-nya itu tetap posisi nomor satunya, walaupun survei diadakan berdekatan objeknya orang indonesia juga," jelas Refly.

Baca Juga: Gunung Semeru Kembali Muntahkan Lahar Panas, PVMBG Tetapkan Status Waspada

Oleh sebab itu, Refly berharap masyarakat tidak bergantung kepada hasil survei untuk menentukan pilihan mereka di Pemilihan Presiden (pilpres) 2024 mendatang.

"Mudah-mudahan masyarakat Indonesia jauh lebih cerdas untuk 2024, tidak memilih berdasarkan hasil survei yang tidak mengukur tingkat elektabilitas didasarkan pada kemampuannya, tetapi lebih kepada popularitas," ungkap Refly.

Refly Harun memberikan pernyataan tersebut karena merasa memiliki tanggung jawab sosial untuk mengajarkan masyarakat agar dapat memilih calon presiden yang memiliki kemampuan, kualitas, dan konsep yang lebih jelas.

Agar Indonesia memiliki pemimpin negara yang kelasnya terbaik dari yang terbaik, bukan orang yang sekadar memiliki peluang untuk menang.

Baca Juga: 9 Mantan Pegawai KPK Tak Lulus TWK Tolak Gabung di ASN Polri, Tata Khoiriyah: Terima Kasih Kapolri

"Selain popularitas, elektabilitas, dan yang paling penting sesungguhnya adalah kualitas. Mudah-mudahan itu menjadi garis yang konsisten, kita tidak ingin tentunya mendapatkan presiden yang kelasnya medioker," tutur Refly.

Menurut perkiraannya, pencalonan presiden dan wakil presiden sendiri akan ditentukan pada Juni 2023 jika seandainya Pilpres digelar Februari 2024 mendatang. ***

Editor: Tining Syamsuriah


Tags

Terkait

Terkini

x