Network
SEPUTARTANGSEL.COM - Aktivis media sosial Nicho Silalahi mengungkapkan bahwa ia tak bisa mengakses akun Instagram pribadinya.
Melalui akun Twitter-nya, Nicho Silalahi menyebut bahwa ia kehilangan akses Instagram setelah dipaksa keluar.
Apakah hal tersebut adalah peringatan karena aktivis media sosial itu selalu melontarkan kritik 'nyaring' kepada pemerintah?
Nicho Silalahi menduga bahwa ia tak bisa mengakses Instagram pribadinya karena kritik-kritik pedas yang selalu dilemparkannya terhadap kebijakan pemerintah.
"Saat ini aku kehilangan akses Instagram pasca dipaksa keluar. Entah mau berapa banyak lagi akunku harus tumbang?" tulis Nicho Silalahi dikutip SeputarTangsel.Com dari cuitan @Nicho_Silalahi pada Rabu, 17 November 2021.
Nicho Silalahi pun mengatakan bahwa hal itu tidak akan membuat ia bungkam dan berhenti untuk mengkritik pemerintah.
"Ga semudah itu Ferguso untuk membungkam ku," sambungnya.
Di akhir cuitannya, Nicho mengingatkan apabila satu akunnya dihilangkan maka akan ada akun-akun lainnya yang ia buat untuk melawan.
"Tunggu saja satu tumbang maka ratusan akun siap bangkit untuk melawan," pungkasnya.
Nicho Silalahi pun menambahkan emotikon tertawa untuk menutup cuitannya yang disertai tangkapan layar akun Instagram-nya namun tidak ada postingan dan tidak terlihat jumlah pengikut.
Baca Juga: Rumah Chef Aiko Disatroni Maling, Hanya Butuh 10 Menit Honda CRF Senilai Rp90 Juta Raib
Tak ketinggalan, netizen turut bersuara di kolom komentar dan banyak di antara mereka yang memberi dukungan kepada Nicho Silalahi.
"Dimana2 menyuarakan kebenaran memang sulit, itulah faktanya. Tetep semangat. Masih banyak jalan menuju roma," tulis @Khendy_Manggala.
"Jgn pernah berhenti bang Nico, walaupun tereasa berat. tetap semangat," tulis @Fredy_Santana01.
Sebagai informasi, Nicho Silalahi saat ini dikenal sebagai aktivis media sosial yang lantang mengkritisi setiap kebijakan pemerintah.
Baca Juga: Densus 88 Tangkap Anggota MUI Terindikasi Terorisme, Christ Wamea: Sekali-kali Minta PDIP Dibubarkan
Terutama, terkait kebijakan PPKM selama pandemi yang memberlakukan tes PCR. Ia begitu keras menggaungkan masyarakat untuk menolak PCR yang disebutnya sebagai bisnis merampok rakyat.***
