Network
SEPUTARTANGSEL.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta penurunan harga tes PCR yang semula Rp495 ribu menjadi Rp300 ribu.
Permintaan penurunan harga tes PCR dari Jokowi itu disebut sebagai jawaban atas kritik publik yang mengeluh dengan adanya aturan wajib PCR bagi penumpang pesawat.
Adanya wacana penurunan harga PCR menjadi Rp300 ribu itu mendapat sorotan dari Pakar Komunikasi Politik, Hendri Satrio.
Baca Juga: Jokowi Minta Harga Tes PCR Jadi Rp300 Ribu, Dokter Eva: Saya Tetap Minta Gratis Atau Batalkan
Menurut Hendri Satrio, jika permintaan Jokowi agar harga tes PCR turun, maka misteri dan keanehan bisnis tersebut akan semakin menjadi-jadi.
"Bila permintaan Presiden @jokowi dipenuhi, tes PCR jadi Rp300ribu, maka misteri dan keanehan bisnis ini makin menjadi-jadi," tulis Hendri Satrio, dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @satriohendri, Selasa, 26 Oktober 2021.
Dalam cuitan lainnya, Hendri Satrio menilai jangka waktu proses tes PCR sangat aneh.
Baca Juga: Harga PCR Turun Jadi Rp300 Ribu, Said Didu: Berapa Untung yang Sudah Mereka Nikmati?
Dia mengungkapkan, dengan harga yang sama, proses untuk mengetahui hasil tes PCR justru berbeda-beda.
Bahkan, dia menyebut tes PCR sebagai sebuah bisnis yang misterius.
"PCR ini jangka waktu prosesnya aneh, ada yang 3 jam, 12 jam, 24 jam, harganya pun bisa sama. Memang misteri bisnis yang satu ini," ujarnya.
Baca Juga: Naik Pesawat Wajib PCR, Dokter Pandu Riono: Kemenkes Tidak Pernah Merekomendasikan Kebijakan Tersebut
Sebelumnya, dalam konferensi pers secara daring pada Sabtu, 24 Oktober 2021, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan permintaan Presiden Jokowi terkait harga tes PCR.
Luhut mengatakan Jokowi meminta harga tes PCR diturunkan menjadi Rp300 ribu dengan masa berlakunya menjadi 3x24 jam.
"Arahan Presiden agar harga PCR dapat diturunkan menjadi Rp 300 ribu dan berlaku selama 3x24 jam untuk perjalanan pesawat," pungkasnya.***
