Selama ini, lanjutnya, banyak pihak merasa segan untuk menyebutkan perkara ini demi menjaga persatuan umat.
Menurut Buya, sekarang segala perasaan ketidaknyaman atas sikap dan perlakuan yang tertahan di dalam dada, seperti tak berguna lagi untuk disimpan walaupun demi kesatuan umat dan bangsa.
"Karena apa yang dilontarkan oleh Yaqut dengan segala arogansi dan pemutarbalikan sejarah bangsa, telah menafikan peran umat dan mengumandangkan penjajahan sosial oleh sekelompok umat terhadap yang lain," tandasnya.
Karena itu, sekali lagi ulama Sumatera Barat ini berharap NU tidak tinggal diam.
"Saya berharap organisasi sebesar NU tidak diam saja ketika mengetahui komentar Yaqut ini karena saya banyak mengenal tokoh NU yang tak terlintas dalam benak saya, akan berpandangan sama dengan pernyataan Yaqut tersebut," ujar Buya Gusrizal.
"Tapi kalau semua mereka bersikap diam, sangat disayangkan kalau kita harus berkata, "ambillah kemenag itu oleh tuan-tuan tapi kami bukanlah budak yang bisa tuan-tuan kendalikan," pungkasnya seraya mengutip Al-Qur'an surat Hud 11:88.***