Tolak Presidential Threshold 20 Persen, Nicho Silalahi: Hanya Akal-Akalan Oligarki untuk Ciptakan Boneka

- 20 Oktober 2021, 16:55 WIB
Aktivis Nicho Silalahi ikut mendukung gerakan tolak Presidential Threshold
Aktivis Nicho Silalahi ikut mendukung gerakan tolak Presidential Threshold /Instagram/@nicho_silalahi/

Pada kolom komentar terlihat, banyak netizen yang sepaham dengan Nicho Silalahi. Sebagian bahkan mempunyai analisa sendiri tentang presidential threshold 20%.

Baca Juga: Puan Maharani Apresiasi Tim Bulu Tangkis Raih Piala Thomas, Nicho Silalahi: Nasionalisme Sempit

“PT 20% bukan hanya akalan oligarki. Akan tetapi adalah jalan dalam kapitalisasi modal dalam pencalonan yang mana hanya dimungkinkan dengan adanya 2 calon yang keduanya adalah satu kumpulan cukong. Dengan demikian BEP (Break Event Point-red) dan ROI (Return on Investment-red) dalam mengusung calon dapat  dikalkulasi lebih mudah,” ujar @ f_fathur.

Sementara itu, @Om_HME membandingkan kondisi dulu dan sekarang. Menurutnya, dulu komunisme koalisi dengan rakyat sebagai proletar. Begitu pula dengan kapitalis koalisi dengan rakyat sebagai konsumen.

Namun, masih menurut @Om_HME, sekarang koalisi langsung antara komunis dan kapitalis. Kesepakatannya adalah kekuasaan abadi sebagai politisi dan keuntungan besar bagi konglomerasi. Rakyat disingkirkan.

Baca Juga: Tolak Mustafa Kemal Ataturk Jadi Nama Jalan di Jakarta, Nicho Silalahi: Tidak Ada Jasanya Bagi Bangsa Ini

Sebagai informasi, berdasarkan jurnal yang ditulis Rianisa Mausili pada tahun 2019 yang dikutip SeputarTangsel.Com, presidential threshold adalah pengaturan tingkat ambang batas dukungan dari DPR.

Dukungan tersebut bisa dalam bentuk jumlah perolehan suara  atau jumlah perolehan kursi yang harus diperoleh partai politik peserta pemilu. Selanjutnya, partai politik bisa mencalonkan presiden sendiri atau bergabung dengan partai lain.

Sampai saat ini, baru Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang sudah mencapai presidential threshold. Jumlah perolehan suara mereka secara nasional pada Pemilu 2019 mencapai 25%. ***

Halaman:

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

x