SEPUTARTANGSEL.COM - Biaya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung diestimasikan membengkak sekitar Rp27,74 triliun dari biaya awal Rp86,5 triliun menjadi Rp114, 24 triliun.
Bengkaknya biaya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung itu disampaikan langsung oleh Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko KAI, Salusra Wijaya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR 1 pada September 2021 lalu.
Menanggapi bengkaknya biaya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas pun angkat suara.
Baca Juga: PNBP Naik Hingga 400 Persen, Rizal Ramli: Kok Tega Banget, Ya? Yang Gede-Gede Dapat Bebas Pajak
Melalui akun Twitter pribadinya, Ibas menyarankan agar dilakukan audit dan review secara menyeluruh terhadap bengkaknya estimasi pembiayaan tersebut.
Menurut Ibas, hal itu dilakukan untuk mencegah pembengkakan biaya akibat penyalahgunaan investasi.
"Sebaiknya diaudit & dilakukan review menyeluruh. Jangan sampai ada penyalahgunaan investasi hingga bengkak," kata Ibas, dikutip SeputarTangsel.com dari akun Twitter @Edhie_Baskoro pada Senin, 11 Oktober 2021.
Putra bungsu Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu menilai, fiskal negara tidak bisa digunakan sebagai Penyertaan Modal Negara (PMN) terus-menerus.