Pernyaatan Demokrat Usai AD/ART Digugat: Keterlaluan, Jenderal dan Profesor Merasa Berkuasa Bodohi Publik!

- 4 Oktober 2021, 07:41 WIB
Partai Demokrat menyampaikan keterangan resminya merespons gugatan AD/ART oleh Yusril Ihza Mahendra
Partai Demokrat menyampaikan keterangan resminya merespons gugatan AD/ART oleh Yusril Ihza Mahendra /Kanal YouTube Partai Demokrat/
SEPUTARTANGSEL.COM - Partai Demokrat menyampaikan keterangan resminya untuk merespons gugatan AD/ART partai oleh Yusril Ihza Mahendra. 
 
Melalui laman resminya, Partai Demokrat menyebut bahwa ulah gugatan AD/ART tersebut merupakan koalisi antara Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko dengan Yusril.
 
Partai dengan ciri khas biru itu juga menyatakan, ulah KSP Moeldoko dan Yusril sudah sangat keterlaluan tidak hanya kepada Partai Demokrat tetapi juga kepada rakyat Indonesia.
 
 
"Kami memandang ulah KSP Moeldoko yang berkoalisi dengan Yusril, bukan hanya terhadap kader Partai Demokrat, tetapi juga kepada Rakyat Indonesia, akhir-akhir ini sudah sangat keterlaluan," kata Partai Demokrat dalam laman resminya pada Senin, 4 Oktober 2021.
 
Dalam keterangan tersebut, Demokrat pun menyebut bahwa gugatan AD/ART oleh Yusril itu merupakan siasat jahat dengan memanfaatkan eks. kader yang sudah dipecat. 
 
"Melakukan siasat demi siasat jahat, menggunakan proxy para mantan kader Partai Demokrat," sambungnya. 
 
Partai yang kini dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu juga mengatakan bahwa gugatan AD/ART merupakan pembodohan publik untuk memenuhi ambisi kekuasaan. 
 
 
"Untuk mencapai ambisi kekuasaannya, dengan melakukan upaya-upaya pembodohan publik," tambahnya. 
 
Demokrat pun menyindir soal status yang melekat pada Moeldoko dan Yusril yang dinilai menjadikan kedua tokoh tersebut memiliki kuasa untuk membodohi publik.
 
"Hanya karena Profesor Hukum, lalu merasa memiliki kuasa untuk membodohi publik," sambungnya. 
 
Partai dengan lambang bintang mercy itu kemudian menegaskan bahwa rakyat Indonesia dan kader Demokrat tidak bodoh dalam menghadapi pembodohan publik oleh Moeldoko dan Yusril. 
 
 
"Kami katakan tegas: Rakyat Indonesia Tidak Bodoh. Kader Demokrat Tidak Bodoh. Kami Semua Tidak Bodoh," tambahnya. 
 
Pernyataan resmi Partai Demokrat ini disampaikan dalam konferensi pers pada Minggu, 3 Oktober 2021 yang merupakan hari libur. 
 
Namun, Partai Demokrat perlu cepat menyampaikan pernyataan resmi tersebut karena menganggap bahwa perlakuan Moeldoko dan Yusril sudah keterlaluan.***

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum


Tags

Terkait

Terkini

x