Para netizen turut berkomentar di cuitan Christ Wamea dan mengungkapkan kekecewaannya kepada Yusril.
"Makin hilang respek sama YIM, ternyata dia bekerja hanya demi uang," tulis akun @keursahdi.
Netizen yang lain membenarkan Christ Wamea bahwa Yusril memang tidak memperhatikan etika dalam kasus ini.
"Iya sih pak, ini soal etika bukan soal ahli menurut saya. Kecuali dia bukan ketua Partai, mungkin akan beda ceritanya. Berilmu aja g cukup tanpa etika," kata akun @Fajridinzen1.
Salah seorang netizen yang mewakili mahasiswa Fakultas Hukum pun menuliskan curahan hatinya yang kecewa dengan para pakar hukum.
"Kami sebagai Mahasiswa Fak Hukum sekrang sudah sangat bingung kemana lagi kami belajar Hukum kalau seorang pakar hukum begini pola pikirnya," ujar akun @Elbarack61763128.
Terkait statusnya yang menjadi kuasa hukum Demokrat versi Moeldoko, Yusril berdalih jika hal itu dilakukannya untuk membangun demokrasi yang sehat.
"Bahwa ada kubu-kubu tertentu di Partai Demokrat yang sedang bertikal, kami tidak mencari urusan itu. Urusan politik adalah urusan internal Partai Demokrat. Kami fokus pada persoal hukum yang dibawa kepada kami untuk ditangani," kata Yusril dalam keterangan persnya pada Kamis, 23 Agustus 2021.***