"Yang bertambah justru biaya untuk infrastruktur menjadi Rp384 triliun. Yang kedua naik juga Badan Intelejen Negara (BIN) dan kepolisian juga naik cukup tinggi," ucap Said Didu.
"Alokasi untuk kepolisian naik dengan anggaran hampir sama dengan TNI yang harus membeli alutista mahal-mahal," ucap Said Didu menjelaskan.
“Pembangunan bandara dan jalan tol yang jelas-jelas merugi, kembali dilakukan pada tahun RAPBN 2022,” ujar Said Didu menyoroti hal kedua.
Kerugian yang dimaksud Said Didu dijelaskan dengan kondisi jalan tol yang sepi. Sementara itu, Bandara Kertajati kini diubah menjadi bengkel. Belum lagi BUMN yang menggerakkan infrastruktur kini juga sedang mengalami kerugian.
"Alokasi anggaran untuk perekonomian turun. Begitu pula untuk kesehatan. Mudah-mudahan tahun depan kita sudah bisa mengatasi pandemi Covid-19," ucap Said Didu lagi.
“Tiga pilar APBN 2022 adalah melanggengkan kekuasaan, membangun proyek-proyek legacy pribadi yang merugi, dan yang ketiga mengalokasikan dana untuk perlindungan sosial. Judul APBN Kesehatan dan Perekonomian, faktanya tidak ada. Alokasi untuk kesehatan dan perekonomian rendah,” ungkap Said Didu di akhir pembahasan. ***