Nakes Kewalahan, TNI hingga BIN Turun Tangan Adakan Pelatihan Vaksinator Bagi Mahasiswa Kedokteran

- 17 Juli 2021, 19:15 WIB
Ilustrasi vaksinasi.
Ilustrasi vaksinasi. /Foto: Unsplash/Mufid Majnun/

SEPUTARTANGSEL.COM –  Pemerintah Indonesia saat ini tengah kejar target demi tercapainya 70 Juta orang tervaksin sampai bulan September 2021.

Namun keterbatasan tenaga kesehatan sebagai vaksinator memperlambat proses vaksinasi bagi masyarakat.

Hal tersebut mengakibatkan antrian panjang di berbagai tempat penyedia layanan vaksinasi gratis.

Baca Juga: Heboh Dayana Nyanyikan Lagu ‘Cinta Tak Bersyarat’ Bersama Lucky Widja, Netizen: Caper Itu Mah Gausah Digubris

Menurut Menteri Koordinator Bidang Politik Mahfud MD, hal tersebut yang melatarbelakangi munculnya ide vaksinasi berbayar.

Semula ide vaksinasi berbayar muncul karena ledakan Covid varian Delta. Pemerintah menggencarkan vaksinasi, vaksin ada tapi tenaga vaksinator tidak cukup. Terjadi antrean rakyat,” tulis Mahfud dikutip SeputarTangsel.com di laman Twitter @mohmahfudmd pada, Sabtu 17 Juli 2021.

Akan tetapi, saat ini rencana vaksin berbayar telah resmi dicabut oleh presiden Joko Widodo, pemerintah akhirnya memutuskan untuk mengadakan pelatihan vaksinator untuk bantu meng-cover kekurangan tenaga vaksinator tersebut.

Baca Juga: Sinopsis Sinetron Ikatan Cinta 17 Juli 2021: Mama Sarah Menyesal, Nino Berhasil Tes DNA Reyna?

Sebelumnya TNI, POLRI, dan BIN telah turun tangan melatih vaksinator untuk mempercepat pencapaian target 70 Juta orang tervaksin, namun masih tetap banyak masyarakat yang belum terlayani.

Kali ini pemerintah akan mengadakan pelatihan bagi bidan dan mahasiswa-mahasiswa kedokteran untuk menjadi vaksinator.

Untuk mencapai 70 juta tervaksin September ini, pemerintah akan melatih ratusan ribu bidan dan mahasiswa kedokteran sebagai vaksinator,” tulis Mahfud.

Baca Juga: Lolos Sebagai Penerima Bansos Tunai (BST) Rp600 Ribu DKI Jakarta? Begini Cara Mencairkan Dananya

Mahfud menjelaskan proses menyuntikan vaksin membutuhkan waktu lebih dari lima menit per orang, sebab setiap individu perlu dicek dulu kondisi kesehatannya sebelum melakukan vaksin.

Menyuntikan vaksin itu tak cukup 5 menit per orang, yang akan divaksin harus di cek dulu tensi dan kimia darahnya agar bisa menerima vaksin,” tutur Mahfud.

Pemeriksaan kesehatan sebelum divaksin sangat penting dilakukan untuk menghindari resiko berbahaya yang mungkin akan ditimbulkan.

Baca Juga: Jelang Olimpiade Tokyo 2020 Kasus Virus Corona Ditemukan di Penginapan Atlet

Lamanya waktu yang diperlukan untuk vaksinasi tersebut membuat perlunya tenaga vaksinator tambahan untuk mencapai target yang telah ditetapkan pemerintah.***

Editor: Muhammad Hafid


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah