Pemimpin Spiritual Komunitas Eden Lia Aminuddin Meninggal

- 11 April 2021, 16:45 WIB
Lia Eden di tengah komunitasnya.
Lia Eden di tengah komunitasnya. /Sumber: Facebook Komunitas Eden/

 

SEPUTARTANGSEL.COM – Pendiri sekaligus pemimpin spiritual Komunitas Eden yaitu Lia Aminuddin meninggal dunia pada hari Jumat, 9 April 2021, pukul 8.00 WIB.

Pemimpin Komunitas Eden itu meninggal di rumah sakit St Carolus Jakarta. Hal ini disampaikan Petinggi Komunitas Eden Abdul Rachman Eden.

“Kami Komunitas Eden ingin menyampaikan berita telah wafat Paduka Bunda Lia Eden, Ratu Surga. Pada hari Jumat, pukul 8.00 WIB. Di Rumah Sakit Sint Carolus, Jakarta,” kata petinggi komunitas Eden tersebut pada Minggu, 11 April 2021.

Baca Juga: El Clasico Berjalan Sesuai Keinginan Zidane dan Atletico Madrid Tergeser dari Puncak

Baca Juga: Miris, 30 Juta UMKM Dinyatakan Bangkrut Selama Pandemi

Untuk saat ini jenazah Lia Eden masih berada di rumah duka di Grand Heaven Pluit. Rencananya jenazah pemimpin spiritual Komunitas Eden tersebut akan dikremasi pada hari Senin, 12 April 2021.

“Dan kini jenazah beliau berada di rumah duka, di Grand Heaven Pluit 802. Dan Jenazah akan dikremasi pada hari Senin pukul 10.00 WIB di krematorium Grand Heaven Pluit.” sambungnya.

Lia Aminuddin atau yang dikenal Bunda Lia Eden menyatakan bahwa dirinya mendapat wahyu dari malaikat Jibril untuk berdakwah dan melanjutkan esensi dari ajaran tiap agama di dunia.

Baca Juga: Kisah Cinta Pangeran Philip dan Ratu Elizabeth: Dari Pandangan Pertama Hingga Menua Bersama

Baca Juga: AS Berencana Bantu Palestina dan UNRWA, Israel Beri Kritikan Pedas

Lia Eden kemudian mendirikan sebuah komunitas bernama Salamullah hingga akhirnya berubah menjadi Komunitas Eden.

Dia ditentang Majelis Ulama Indonesia (MUI) karena dirinya mengaku titisan Bunda Maria.

Dia pun didakwa melakukan ‘penistaan agama’. Pada 2006 dia divonis kurungan 2,5 tahun. Namun komunitas yang dibinanya tetap berjalan.

Baca Juga: Memori 10 April: Lenin, Sang Bapak Uni Soviet Lahir

Baca Juga: Perdalam Hubungan Dengan Taiwan, AS Membuat Pedoman Baru

Pemenjaraan yang dilakukan pemerintah kepada Lia Eden diprotes para aktivis kebebasan beragama.

Belakangan sebelum wafat, Lia Eden telah menulis buku ‘Teologi untuk Pancasila’ setebal 6000 halaman.***

Editor: Ignatius Dwiana


Tags

Terkait

Terkini