Presiden Ajak LDII Lakukan ini Untuk Tingkatkan Toleransi Dalam Beragama

- 8 April 2021, 06:15 WIB
Presiden Jokowi dalam acara Pembukaan Musyawarah Nasional IX LDII.
Presiden Jokowi dalam acara Pembukaan Musyawarah Nasional IX LDII. /Sumber: Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden/

SEPUTARTANGSEL.COM – Presiden Joko Widodo mengajak seluruh keluarga besar Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) untuk dapat menyuarakan dan meningkatkan toleransi dan sikap terbuka dalam kehidupan sosial keagamaan.

Hal tersebut dia sampaikan langsung pada acara pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) IX LDII yang berlangsung secara virtual.

“Saya mengajak kepada seluruh jajaran dan pimpinan dan keluarga besar LDII untuk selalu menyuarakan dan meningkatkan toleransi dalam kehidupan sosial keagamaan kita, untuk selalu menyuarakan dan melaksanakan sikap terbuka terhadap perbedaan-perbedaan,” ujarnya pada hari Rabu, 7 April 2021.

Baca Juga: Kapal Kargo Iran Telah Diserang di Laut Merah

Baca Juga: Jokowi Terbitkan Perpres, Taman Mini Indonesia Indah Resmi Milik Negara

“Lalu untuk bergaul, untuk bergotong-royong bersama-sama dalam perbedaan termasuk, sekali, perbedaan pandangan keagamaan,” tambahnya.

Presiden menambahkan komitmen LDII untuk menganut paradigma baru yang terbuka, toleran, ber-Bhinneka Tunggal Ika harus terus diteruskan dan ditingkatkan.

“Yang sangat menghormati agama lain, yang sangat menghormati umat Islam yang mempunyai pandangan keagamaan yang berbeda, yang bersedia bekerjasama dengan ormas-ormas Islam lainnya, dan tentu saja jangan ada sedikitpun pandangan untuk menjauh dari kelompok-kelompok Islam yang lainnya,” ucapnya.

Baca Juga: Wakil Presiden Minta Masyarakat Tak Ragu Divaksin Covid-19

Baca Juga: Terus Merugi, Perusahaan LG Hengkang dari Bisnis Smartphone

Selain itu, Jokowi juga menyampaikan bangsa Indonesia sangat bersyukur karena para pendiri bangsa telah mewarisi semangat Bhinneka Tunggal Ika untuk bangsa yang majemuk ini.

“Alhamdulillah kita sangat bersyukur bahwa kita mewarisi Bhinneka Tunggal Ika dari para pendiri bangsa Indonesia. Walaupun kita berbeda, berbeda suku, berbeda ras, berbeda agama, juga berbeda pandangan dalam keagamaan tetapi kita tetap saling menghormati, tetap bersatu, tetap rukun, dan bersama-sama bergotong-royong,” tuturnya.

Tak berhenti di situ, Jokowi menegaskan, bahwa sikap toleran adalah sebuah keharusan.

Baca Juga: Kementerian Agama Tegaskan Biaya Haji 2021 Belum Ditetapkan

Baca Juga: Real Madrid Mendekati Semifinal Liga Champions

Menurutnya, diperlukan sikap saling menghargai segala perbedaan termasuk perbedaan keyakinan, saling menghormati dan belajar dari orang lain, sehingga tercapai kesamaan sikap yang saling menghormati dalam perbedaan tersebut.

Praktik-praktik keagamaan yang eksklusif dan tertutup harus dihindari karena  akan memicu penolakan dan menimbulkan pertentangan. Seperti dikutip dari kanal Youtube Sekretariat Presiden.

“Kita harus berpedoman pada ajaran keagamaan yang sejuk, ajaran keagamaan yang ramah, mengedepankan toleransi, serta menjauhi sikap yang tertutup, sikap yang ekslusif. Sikap tertutup, sikap eksklusif adalah sikap yang tidak sesuai dengan Bhinneka Tunggal Ika,” katanya.

Baca Juga: Benjamin Netanyahu Kembali Menjadi Perdana Menteri Israel

Baca Juga: Sanksi atas Kudeta Myanmar, Rusia: Dapat Memicu Konflik Sipil Skala Penuh

Menurut pandangannya, sikap tertutup juga akan memicu dan meningkatkan intoleransi, akan merusak sendi-sendi kebangsaan.***

Editor: Ignatius Dwiana


Tags

Terkait

Terkini

x