Baca Juga: Polisi Enggan Ungkap Sakitnya Ustadz Maaher, Ternyata Karena Ini
"Setelah ngomong kebebasannya diambil. Ditunggu oleh Undang-Undang ITE, ditunggu oleh Bareskrim, dan ditunggu oleh putusan pengadilan. Kan itu pradoksnya tuh," lanjutnya.
Secara lebih lanjut, Rocky mengatakan Jokowi berupaya memberi sinyal bahwa pemerintah tidak anti kritik, tetapi pada saat yang sama pengkritik pemerintah bisa diperkarakan, terlebih para pengkritik yang radikal.
Hal itu membuat Jokowi menjadi tidak konsisten.
Baca Juga: Menag Yaqut Ingin Tetapkan Perayaan Semana Santa Jadi Ikon Katolik Dunia
Rocky mengusulkan agar Jokowi mengambil langkah-langkah konkret untuk melepaskan para tahanan politik (tapol) jika benar-benar ingin dikritik.
"Jokowi kupingnya dua-duanya hanya ingin memperoleh kritik yang ujungnya adalah memuji. Kalau dia konsisten, yaudah dia bicara di depan publik, di belakangnya ada pimpinan-pimpinan lembaga tinggi negara dan dia umumkan bahwa tahanan politik tidak boleh diadili, harus segera dibebaskan. Oleh karena itu, kami minta dikritik," ujar Rocky.
Menurut mantan Dosen Filsafat Universitas Indonesia (UI) itu, penangkapan-penangkapan politisi dan ulama yang mengkritik juga bertambah di pemerintahan Jokowi.
Baca Juga: Novel Baswedan Soroti Meninggalnya Ustadz Maaher At-Thuwailibi: Kenapa Dipaksa Ditahan? Keterlaluan