Vaksin Covid-19 Sudah Distribusi, MUI Sudah Keluarkan Fatwa, Badan POM Kapan?

- 11 Januari 2021, 12:46 WIB
Kepala BPOM Penny K Lukito akan konsisten mengawal vaksinasi Covid-19
Kepala BPOM Penny K Lukito akan konsisten mengawal vaksinasi Covid-19 /

SEPUTARTANGSEL.COM- Kesiapan pemerintah untuk vaksinasi Covid-19 telah sampai pada proses distribusi ke 34 provinsi di Indonesia.

Komisi fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah mengeluarkan fatwa bahwa vaksin Covid-19 yang berasal dari China halal disuntikkan.

Akan tetapi hingga kini vaksinasi masih menunggu izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) untuk izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization).

Baca Juga: Masyarakat Muslim Palestina Gelar Sholat Gaib untuk Arwah Korban Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air

Baca Juga: Basarnas Kembali Temukan Potongan Tubuh Manusia Korban Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182

Kepala Badan POM Penny K. Lukito meyakini EUA vaksin Sinovac bisa diterbitkan dalam waktu dekat.

"Sebelum 13 Januari semoga izin bisa sudah ada. Sehingga rencana pemerintah untuk vaksinasi pada tanggal tersebut dapat terlaksana," ujar Penny K. Lukito. 

Dikutip Seputartangsel dari web resmi Badan POM, www.pom.go.id, Penny menjelaskan berdasarkan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), syarat pemberian EUA ialah vaksin memiliki data uji klinis 1 dan uji klinis 2 setelah enam bulan pengamatan.

Baca Juga: Diduga Foto Pesawat Sriwijaya Air SJ182 Akan Jatuh Beredar di Medsos, Ali Mochtar Ngabalin Hapus Ini

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 di Tangsel akan Digelar di Dua Lokasi Ini

Selain itu, vaksin harus memiliki data interim uji klinis fase 3 dengan pengamatan selama tiga bulan untuk mengetahui khasiat dan keamanannya.

Khasiat tersebut dapat diketahui berdasarkan data efikasi vaksin. Caranya, mengukur penurunan angka kejadian penyakit pada kelompok orang yang menerima vaksin dibandingkan dengan mereka yang menerima plasebo pada uji klinis fase 3.

"Saat ini, aspek keamanan, mutu, dan khasiat telah didapatkan oleh BPOM secara bertahap. Juga telah mendapatkan informasi terkait imunogenisitas vaksin. Imunogenisitas adalah kemampuan vaksin untuk membentuk antibodi dalam tubuh dan kemampuan untuk menetralisir atau membunuh virus," seperti ditulis di pom.go.id.

Baca Juga: Kisah Pramugari Asal Pamulang Turut Jadi Korban Sriwijaya Air SJ-182

Baca Juga: 5 Nama Calon Kapolri Sudah Disetorkan Kompolnas, Ini Jadwal Rapat Penunjukan Kapolri

Badan POM juga masih menunggu data terkait efikasi vaksin Sinovac dari tim uji klinis Universitas Padjajaran, Bandung. Rencananya, hari ini Badan POM akan menerima data interim pengamatan tiga bulan uji klinis fase 3.

"Hari ini diberikan data paling terakhir yang lengkap dari Bandung," tambah Peny.

Kemudian Badan POM akan mengevaluasi aspek efikasi dan membahas hasilnya dengan Komisi Nasional Penilai Obat khusus untuk vaksin Covid-19. Hal ini akan melibatkan pakar, epidemiolog, farmakologi, dokter, dan ahli yang tergabung dalam Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).

Baca Juga: Tangsel Tetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Begini Aturannya

Baca Juga: Lakukan Monitoring Penyaluran BST, Dirjen PFM : Gunakan Dengan Bijak, Jangan Beli Rokok

"Dan segera ada pertemuan final sebelum terbitkan EUA," janji Peny.

Pada uji klinis di Bandung dilakukan metodologi dan pengambilan sampel uji klinis pada 1.620 orang. Uji klinis vaksin Sinovac di Bandung memiliki desain yang sama dengan uji klinis vaksin di Brasil dan Turki.

Baca Juga: Dr. Tirta Disemprot Ruhut Sitompul: Memberi Keterangan Harus Tenang Jangan Emosional

Baca Juga: Ngabalin Berikan Klarifikasi Terkait Postingan Perempuan Berlatar Pesawat Jatuh: Maafkan Saya

Uji klinis vaksin Sinovac di Brasil menunjukkan tingkat efikasi sebesar 78%, sementara uji klinis di Turki sebesar 91%. ***

 

Editor: Tining Syamsuriah

Sumber: pom.go.id


Tags

Terkait

Terkini

x