Heboh, Seorang Habaib Asal Papua Peringatkan Pemerintah Presiden Jokowi

- 2 Desember 2020, 17:06 WIB
Habib Soleh Al Hamid dalam sebuah video di YouTube.
Habib Soleh Al Hamid dalam sebuah video di YouTube. /YouTube Kang Anom Channel/Kang Anom Channel

SEPUTARTANGSEL.COM – Di penghujung tahun 2020, banyak kejadian besar terjadi seperti bencana gunung meletus di beberapa provinsi di Indonesia, kontroversi pelanggaran protokol kesehatan Covid-19 hingga Deklarasi Kemerdekaan Papua Barat yang mencederai persatuan NKRI.

Tak hanya itu, dunia maya dihebohkan oleh sebuah video dengan sosok laki-laki yang mengaku bernama Saleh Alhamid memberi peringatan pada Pemerintah, TNI dan Polri. Dia memprediksi jika persoalan di Jakarta dibiarkan, dirinya memprediksi akan terjadi pertumpahan darah di Indonesia.

Hal itu dia disampaikan sebagaimana terdapat dalam video unggahan kanal Youtube Kang Anom Chanel pada 24 November 2020.

Baca Juga: Kecewa Prabowo Jadi Menteri Jokowi, Ridwan Saidi: Gak Ada Persediaan Maaf Buat Dia

Baca Juga: Beberapa Penyakit dapat Disebabkan oleh Stress, Ketahui Faktanya

Sebagaimana dikutip dari laman Mantra Sukabumi, dalam video tersebut, Saleh Alhamid mengatakan bahwa dirinya saat ini berada di Papua. Saleh juga mengatakan bahwa warga Indonesia Timur, khususnya Papua, tidak tahu menahu tentang apa itu Habaib.

Dirinya mengatakan, peristiwa yang berkaitan dengan kalangan tokoh agama di Jakarta dikhawatirkan membawa dampak buruk, bahkan konflik kepada warga Indonesia Timur, dalam hal ini warga Papua.

Maka dari itu, dirinya menghimbau kepada TNI dan Polri agar kasus permasalahan Habib Rizieq segera diselesaikan, karena dikhawatirkan menimbulkan konflik.

"Saya Saleh Alhamid, saya di Papua. Di Papua tidak ada orang mengetahui tentang apa itu Habaib," ujar soleh sebagaimana dilihat seputartangsel.com pada channel YouTube Kang Anom Chanel pada Rabu, 2 Desember 2020.

Baca Juga: Fenomenal, Setahun Pertama, Pikiran Rakyat Media Network Melahirkan 140 Inkubator Mediapreneur

"Pada kesempatan yang mulia, yang baik ini saya memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang mendengarkan apa itu sampaikan ini,"

Dirinya kemudian menyampaikan hormatnya kepada Panglima TNI, Kapolri, serta Presiden RI Joko Widodo, serta mengatakan bahwa dirinya merasa terusik dan terganggu, serta merasa tidak nyaman dengan polemik yang terjadi di Jakarta.

Dirinya menyampaikan kekhawatirannya terhadap permasalahan yang terjadi sekarang ini di Jakarta, membawa dampak buruk bahkan konflik kepada warga Indonesia Timur, dalam hal ini warga Papua.

Baca Juga: Akademisi Terdakwa Mata-mata Dibebaskan Setelah Dua Tahun DIpenjara di Iran

"Kemudian saya melihat di Jakarta saat ini beberapa saat lagi yang saya analisa bahwa akan terjadi pertumpahan darah di Republik Indonesia ini," ungkapnya.

"Pertumpahan darah itu berkaitan dengan isu sara golongan dan lain-lain," ujar pria tersebut.

"Saya mengetahui persis watak-watak orang kami di Maluku yang sangat sensitif dalam soal masalah sara, saya berada di Papua di lingkungan yang banyak sekali teman-teman saya, teman-teman anak saya, teman-teman istri saya yang semua beragama selain Islam," jelasnya.

Baca Juga: Cuti Bersama Dipangkas 3 Hari, Berikut Jadwal Terbaru Cuti dan Libur Akhir Tahun

Sebagaimana dikutip dari laman yang mengaku bernama Saleh Alhamid tersebut kemudian menyampaikan bahwa negara Indonesia merupakan satu negara yang majemuk, yang warganya merupakan penganut dari berbagai kepercayaan.

Oleh karena itu, dirinya mengatakan kepada pihak TNI dan kepolisian bahwa dirinya merasa terusik dengan isu SARA yang kerap terjadi di Indonesia.

"Untuk itu, pada kesempatan ini saya minta maaf yang sebesar-besarnya, kepada Panglima Tentara Republik Indonesia, Pak Kapolri, mohon maaf, mohon maaf, mohon maaf, saya tidak pantas menyampaikan kepada bapak-bapak lebih mengerti, tetapi saya merasa terusik merasa ada hal yang akan menyusahkan kita satu Republik Indonesia," ungkap pria tersebut.

Baca Juga: Reuni Aksi 212 Digelar Secara Virtual, Habib Rizieq dan Sejumlah Tokoh Hadir

"Untuk itu pada kesempatan ini saya menyampaikan permohonan maaf saya salah paham," katanya.

Dirinya kemudian menjelaskan bahwa dirinya tidak paham dengan semua peristiwa di Jakarta, namun dirinya sangat khawatir akan terjadi konflik jika peristiwa SARA seperti di Jakarta terus terjadi.

"Saya tidak ada kaitannya dengan AB-AB yang ada di Jakarta, tetapi saya memohon maaf kepada bapak dua, bahwa apabila terjadi masalah pertumpahan darah di Republik ini saya pasti kena dampak," kata pria tersebut.

Baca Juga:

"Sementara tetangga saya kanan kiri saya penuh dengan orang-orang jelas agama dengan saya, Apakah dengan kejadian-kejadian di Jakarta itu kami menerima dampak seperti ini," jelas pria tersebut.

"Untuk itu saya menghimbau, saya mohon dengan hormat kepada Panglima TNI, Bapak Kapolri kami, Habaib ini termasuk Habib Rizieq Shihab, termasuk Habib Luthfi bin Yahya, saya belum pernah bertemu dengan mereka-mereka ini," ungkapnya.

Dirinya kemudian mengaku bahwa dirinya mengagumi sosok Habib Rizieq Shihab, namun dirinya mengatakan bahwa jika peristiwa yang terjadi di Jakarta tetap dibiarkan, dia menyebut akan terjadi perpecahan di Indonesia.

Baca Juga:

"Alhamdulillah saya Bersyukur kepada allah, karena umat Islam di Republik ini masih mendengar Habib Rizieq Shihab, seandainya mereka lepas kontrol, maka saya termasuk yang dirugikan, sudah pasti saya kena" tambahnya melanjutkan pembicaraannya.

Terakhir dirinya meminta tolong pada semua pihak untuk segera bertemu silaturahmi dan kalrifikasi dan saling koreksi.

"Tolong, Pak Kapolri, Pak Panglima, Habib Luthfi bin Yahya, Habib Rizieq Shihab, silaturahmi, silaturahmi segera apabila ada yang disampaikan oleh Pak Kapolri kepada Habib Rizieq Shihab, Habib jangan lagi begini, Ya Allah Ya Habib, terima. Dan apabila juga Habib Rizieq Shihab menyampaikan kepada Pak Kapolri, Panglima Jangan begini, Pak Kapolri Jangan begini, terima. sudah," tegasnya.

Saleh juga meyakini bahwa presiden tidak mungkin memberi perintah akan menyakiti Habib Rizieq.

Baca Juga: Kasus Pemeriksaan Habib Rizieq, Moeldoko: Tidak Perlu Unjuk Kekuatan dan Harus Taat Hukum out

"Presiden republik Indonesia Joko Widodo tidak mungkin memberikan perintah kepada Kapolri dan Panglima untuk menyakiti Habib Rizieq, ngga mungkin, yakin seratus persen, nggak mungkin", ujarnya.

Selanjutnya dia memberikan himbauan untuk mengawal Jokowi sampai selesai periode Jabatannya.

"Biarkan kita kawal dia Pak Jokowi sampai 2024, ada lagi presiden baru, kita mau hidup nyaman kita, mau hidup tidak boleh berperang antara kita dan kita, siapa pun menjadi presiden, silakan, jangan kalian membuat kita jadi seperti ini", pungkasnya menutup percakapan.**

(Mantra Sukabumi/Sofar Syaoqi H)

Editor: Fandi Permana


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x