SEPUTARTANGSEL.COM - Salah seorang ajudan Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo sekaligus saksi kunci kasus Brigadir J, Bripka Ricky akhirnya membuat sebuah pengakuan.
Kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Bripka Ricky mengaku melihat baku tembak antara Brigadir J alias Brigadir Yosua dengan Bharada E alias Bharada Richard Eliezer dari balik kulkas.
Meski demikian, Bripka Ricky mengatakan pada awalnya ia tidak mengetahui persis lawan Brigadir J dalam peristiwa tersebut.
Baca Juga: Terungkap Peran Istri Ferdy Sambo dalam Kasus Brigadir J, Refly Harun: Berpotensi Jadi Pelaku
Belakangan, Bripka Ricky baru tahu bahwa orang itu adalah Bharada E.
Berdasarkan keterangan Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik, kala itu Bripka Ricky hanya mendengar teriakan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi yang memanggil namanya dan Bharada E.
Setelah itu, ia pun langsung berlari ke arah suara teriakan Putri Candrawathi.
Kemudian, Bripka Ricky melihat Brigadir J sedang mengacungkan senjata ke arah tangga. Namun, ia tidak melihat siapa orang yang berada di tangga.
Saat Brigadir J melepaskan beberapa tembakan, Bripka Ricky langsung bersembunyi di balik kulkas.
Menanggapi hal ini, Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun ikut mempertanyakan sikap Bripka Ricky yang tidak melerai Brigadir J dan Bharada E.
Apalagi, kata Refly Harun, ketika Brigadir J sudah tersungkur.
"Kenapa dia tidak melerai, apalagi ketika Brigadir J sudah tersungkur. Kenapa dia tidak mendekat, apakah dia tidak punya pistol? This is the question. Kok bisa Bharada E menembak ketika yang bersangkutan sudah tersungkur?" kata Refly Harun.
"Cerita itu harus ada logikanya juga, jangan kemudian jauh dari logis," sambung Refly Harun.
Selain itu, Refly Harun juga mempertanyakan kemungkinan adanya pihak lain di tempat kejadian perkara (TKP) saat insiden yang menewaskan Brigadir J itu terjadi.
Mantan Staf Ahli Mahkamah Konstitusi itu juga merasa janggal dengan pengakuan Bripka Ricky yang mengaku baru mengetahui lawan tembak Brigadir J setelah yang bersangkutan tersungkur.
Padahal, kala itu Putri Candrawathi hanya memanggil namanya dan Bharada E.
"Artinya kan yang dipanggil cuma dua nama, kenapa dia bingung siapa dengan siapa yang nembak? Barangkali orang lain gak ada di situ. Nah itu harus ditanyakan, didalami," tuturnya.
Refly Harun menuturkan, meski Bripka Ricky tidak menyaksikan dugaan pelecehan seksual terhadap istri Ferdy Sambo, tetapi seharusnya ia bisa mengawasi pergerakan Brigadir J karena sama-sama berada di lantai dasar.
"Saya tidak tahu mau komentar apa. Menyaksikan adik-adiknya tembak menembak (Bripka Ricky) diam saja, kemudian sembunyi di belakang kulkas," ucapnya.
"Tembak menembak kan ada akhirnya. Salah satu akhirnya ketika Brigadir J, katanya didekati Bharada E dan ditembak pula. Masa dia gak lihat orang tersungkur misalnya, karena dia kan juga polisi dan pangkatnya lebih tinggi. Apakah dia tidak punya keinginan untuk melindungi temannya?" kata Refly Harun menambahkan.
Hal ini, menurut Refly Harun membuat keterangan Bripka Ricky menjadi tidak logis.
Meski demikian, ia juga tidak memungkiri kemungkinan adanya informasi yang diterima secara sepotong-sepotong, sehingga publik semakin bertanya-tanya mengenai kasus Brigadir J.
"Ini yang menurut saya jadi tidak logis atau jangan-jangan karena kita menerimanya sepotong-sepotong, jadi terlihat seperti itu," ucap Refly Harun.***