Mendag Lutfi Akui Tak Bisa Kontrol Mafia Minyak Goreng, Ini Respons Susi Pudjiastuti

17 Maret 2022, 22:46 WIB
Mendag Lutfi memeriksa kemasan minyak goreng di rak penjualan minyak goreng saat sidak ke ritel modern Alfamidi Boulevard Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin, 14 Maret 2022. /Dok. Humas Kemendag/

SEPUTARTANGSEL.COM - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengakui adanya mafia minyak goreng dalam rapat bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Kamis 17 Maret 2022.

Kendati begitu, Mendag meminta maaf karena tidak bisa mengontrol mafia minyak goreng, mereka yang memiliki sifat manusia rakus dan jahat.

Pengakuan Mendag Lutfi tentang ketidakmampuannya mengontrol mafia minyak goreng mengejutkan banyak pihak.

Baca Juga: Mendag Akui Ada Mafia Minyak Goreng, Nicho Silalahi: Esensi Pemerintah Atur Harga Bukan Diatur Pasar

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti merespons kabar memprihatinkan tersebut melalui cuitan di akun Twitternya.

Tidak banyak yang dikatakan Susi Pudjiastuti dalam cuitannya. Hanya ada emoticon kera menutup mata, dan mengulang kalimat pada judul berita.

"Mendag mohon maaf tak bisa kontrol mafia minyak goreng," ujar Susi Pudjiastuti sebagaimana dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @susipudjiastuti, Kamis 17 Maret 2022.

Baca Juga: Update Harga Minyak Goreng Hari Ini: Dilepas ke Mekanisme Pasar, Harga Melambung

Dari Emojipedia diketahui, emoticon ini kerap digunakan sebagai cara untuk menertawakan sebagai ungkapan ketidakpercayaan.

Sementara itu, netizen menyayangkan ketidakberdayaan pemerintah dalam menangani krisis minyak goreng, termasuk mengontrol mafia. Ada yang menyebut, pemerintah dalam hal ini rezim, tidak berwibawa.

"Tandanya ... Rezim ini tidak ada wibawanya dan tidak ditakuti mafia. Rezim ini sudah diremehin mafia," kata @Deddy1379.

"Gila, pemerintahannya kalah sama mafia ... atau pemerintahannya yang ma ... eh nggak jadi," tanggap @IrsyadFM.

Baca Juga: Mendag Lepas Harga Minyak Goreng ke Mekanisme Pasar, Roy Suryo: Pemerintah Kalah dengan Oligarki

Akun @HudSuharg menyayangkan, pemerintah yang mengaku tidak dapat mengontrol minyak goreng. 

"Perangi mafia aja sudah nyerah. Gimana kalau ada perang beneran ... Bisa ambruk negeri ini," ucap @HudSuharg.

Krisis minyak goreng sudah terjadi sejak akhir tahun 2021, di mana harganya terus melonjak. Setelah itu, pemerintah mengeluarkan kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp14 ribu per liter.

Tidak bertahan lama minyak goreng kemudian menjadi langka di pasaran. Jika pun ada, harganya cukup tinggi. Antrean pembelian minyak goreng terjadi di beberapa wilayah Indonesia.

Baca Juga: Sindir Kebijakan Mendag Soal Minyak Goreng, Achsanul Qosasi: Harus Belajar Public Service dan Public Policy

Akhirnya, Rabu 16 Januari 2022 pemerintah mencabut HET. Mereka mengembalikan harga minyak goreng pada mekanisme pasar. 

Di luar dugaan, hanya dalam beberapa jam setelah dikenamlikan ke mekanisme pasar, harga naik rata-rata lebih dari Rp10 ribu. Di beberapa wilayah, harga minyak goreng tembus Rp50 ribu per dua liter. ***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler