Wapres Ma'ruf Amin Tekankan Komitmen Pemerintah dalam Program Revitalitasi Industri Gula di Indonesia

23 Februari 2022, 15:32 WIB
Ma'ruf Amin tegaskan Komitmen Kuat Pemerintah dalam Program Revitalisasi Industri Gula /Twitter/@Kiyai_MarufAmin/

SEPUTARTANGSEL.COM – Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin menekankan komitmen kuat pemerintah dalam program revitalisasi industri gula, sebagai upaya memenuhi pasokan kebutuhan gula dalam negeri.

Masih kerap ditemuinya di lapangan kebocoran gula rafinasi impor untuk industri yang justru masuk ke pasaran umum, permasalahan itu menjadi salah satu hal yang perlu diperbaiki dalam industri gula nasional.

Oleh karena itu, tambah Wapres, untuk dapat kembali meraih kejayaan tersebut, pemerintah terus memperbaiki kondisi dan kualitas pabrik gula agar bisa menghasilkan produk yang berkualitas yang juga akan berimbas pada kesejahteraan petani.

Baca Juga: BRI Salurkan Pinjaman Kepada Pertamina Group, Dorong Kemajuan Industri Migas

“Saya ingin menekankan kembali bahwa komitmen Pemerintah dalam program revitalisasi industri gula tidak pernah surut,” ujar Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat meresmikan pembukaan Musyawarah Nasional V Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) secara daring dikutip SeputarTangsel.Com dari kominfo.go.id pada Selasa, 22 Februari 2022.

“Sejarah mencatat, negeri kita pernah menjadi pengekspor gula pada tahun 1930-an,” sambungnya.

Lebih jauh Wapres menuturkan bahwa Indonesia pernah mengalami era kejayaan industri gula pada tahun 1930-an dengan prestasi tertinggi sebagai negara pengekspor gula.

“Kita ingin mandiri dalam pasokan gula, termasuk mendongkrak kesejahteraan petani tebu yang telah berperan di dalamnya,” tegas Wapres.

Baca Juga: Kemenperin Sidak ke Sektor Industri Esensial di Tangerang guna Uji Coba Penerapan Prokes

Wapres pun menilai bahwa Indonesia memiliki lahan yang cukup luas untuk menanam tebu sebagai bahan baku gula.

Namun dalam skala besar, luas lahan tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan industri.

“Lahan untuk tebu ini banyak di Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan juga NTB. Namun, lahan-lahan yang ada dinilai masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan industri gula,” tuturnya.

Di samping itu, lanjut Wapres, ditemukan permasalahan lainnya baik dari sisi produktivitas perkebunan tebu (on farm) maupun pasca panen (off farm).

Baca Juga: Setahun Pandemi, Usaha dan Industri Sepatu di Tangsel Kembang Kempis

Untuk perbaikan on farm, sambungnya, para petani memerlukan bibit yang unggul, sehingga kualitas dan produksi tebu pun meningkat.

Sementara dari sisi off farm, perlu ada penambahan dan peremajaan pabrik gula. Ada pula aspek lain seperti tata kelola dan iklim usaha yang sangat menentukan keberhasilan industri gula Indonesia.

Untuk itu, Wapres berharap agar seluruh tantangan yang dihadapi mendapatkan solusi terbaik dan pada akhirnya akan membawa manfaat bagi semua.

“Kita semua berharap agar usaha perkebunan dan industri gula Indonesia akan semakin berkembang dan terasa manis. Terkhusus bagi para petani tebu, semoga ada tetesan berkah yang membawa ke arah kesejahteraan hidup keluarga,” pungkasnya.***

Editor: Dwi Novianto

Tags

Terkini

Terpopuler