Jusuf Kalla Tak Setuju Polri Petakan Masjid Cegah Radikalisme: Hampir Semua yang Bikin Bom dari Kontrakan

29 Januari 2022, 08:39 WIB
Jusuf Kalla tidak setuju upaya Polri yang ingin memetakan masjid untuk mencegah radikalisme /Instagram/@jusufkalla/

SEPUTARTANGSEL.COM - Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla (JK) angkat suara soal rencana Polri yang ingin memetakan masjid dalam rangka pencegahan radikalisme.

Jusuf Kalla tidak setuju dengan upaya memetakan masjid yang akan dilakukan oleh Polri.

Menurut Jusuf Kalla, tidak ada dalam sejarah radikalisme yang akan mengacaukan negara melalui masjid.

Baca Juga: Habib Bahar Bin Smith Ditangkap Polisi, Diduga Kuat Terlibat Terorisme? Begini Faktanya

"Saya ingin sampaikan bahwa tidak ada radikalisme yang pernah mengacau negara itu lewat masjid," kata Jusuf Kalla yang dikutip SeputarTangsel.Com dari kanal YouTube TAWAF TV pada Sabtu, 29 Januari 2022.

Jusuf Kalla dengan tegas mengatakan tindakan-tindakan radikalisme yang terjadi tidak berasal dari masjid, melainkan dari rumah kontrakan.

Oleh karena itu, mantan Wakil Presiden (Wapres) itu meminta yang diperiksa adalah rumah kontrakan.

Baca Juga: Munarman Ikuti Sidang Dugaan Tindak Pidana Terorisme di PN Jakarta Timur, Aziz Yanuar: Pembacaan Eksepsi

"Hampir semua yang bikin bom, radikalisme, bikin kelompok-kelompok itu dari rumah kontrakan," ujar JK.

"Jadi kalau memang begitu tuh masalahnya ya periksa semua rumah kontrakan karena di situ yang bikin bom, di situ yang dibaiat. Tidak pernah ada dibaiat, di masjid macam-macam," tambahnya.

Kemudian, JK membenarkan jika ada penceramah yang mengkritik pemerintah di masjid, namun hal itu tidak bertujuan bukan untuk meruntuhkan negara.

"Bahwa ada ustadz-ustadz yang bicara amar ma'ruf nahi munkar itu tergantung temanya, masalahnya," jelasnya.

Baca Juga: Anwar Abbas Terendus Terlibat Terorisme, Kini Tengah Dalam Bidikan Tim Densus 88 Antiteror? Begini Faktanya

"Tapi bahwa ada yang mengkritik, ada di masjid tapi itu kritikan amar ma'ruf nahi munkar," sambungnya.

Namun, JK mempersilahkan pihak kepolisian untuk menangkap penceramah yang bicara di masjid untuk memberontak kepada negara.

"Kalau memang ada yang bicara di masjid ingin memberontak ke negara ya silakan tangkap. Tapi tidak secara umum itu masjid berbuat begitu," tuturnya.

Sebelumnya, Polri berencana untuk memetakan masjid di Indonesia dengan tujuan mencegah tindakan ekstremisme dan terorisme.

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Keamanan Negara Badan Intelijen Keamanan Mabes Polri, Brigjen Pol Umar Effendi dalam acara Halaqah Kebangsaan Optimalisasi Islam Wasathiyah dalam Mencegah Ekstremisme dan Terorisme yang diselenggarakan MUI pada Rabu, 26 Januari 2022.

Umar Effendi menilai ada sejumlah masjid di Indonesia yang dijadikan tempat untuk penyebaran radikalisme.

Selain itu, Umar Effendi juga menyampaikan media sosial juga kerap digunakan sebagai salah satu media bagi kelompok teroris untuk menyebarkan radikalisme.***

Editor: Dwi Novianto

Tags

Terkini

Terpopuler