SEPUTARTANGSEL.COM - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Dudung Abdurachman diberitakan mengisi tausiyah di Masjid Nurul Amin, Jayapura, Papua.
Dalam kesempatan tausiyah, Jenderal Dudung memberi nasihat agar jangan terlalu mendalami agama, karena dampaknya akan terjadi penyimpangan.
Pernyataan Jenderal Dudung saat kuliah subuh Minggu pagi, 5 Desember 2021 tersebut mengundang tanggapan dari Nicho Silalahi.
Baca Juga: KSAD Dudung Adurachman Sebut Tuhan Bukan Orang Arab, Gus Umar: Stoplah Pak Bicara Kontroversial
"Bapak jangan terlalu sibuk ngurusin agama dan keyakinan orang," tegur Nicho Silalahi sebagaimana dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @Nicho_Silalahi, Minggu 5 Desember 2021.
Menurut akitivis demokrasi, Nicho Silalahi, tugas Jenderal Dudung seharusnya adalah menjaga Ibu Pertiwi dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dengan mengggunakan senjata.
"Noh, Kakak-kakak teroris di Papua sudah bunuhi 13 orang prajurit," ucap Nicho Silalahi.
"Oh, ya kapan Bapak rangkulan dengan Kakak-kakak teroris itu?" tanya Nicho Silalahi.
Baca Juga: Tegur KSAD Dudung yang Sebut Tuhan Bukan Orang Arab, Habib Abubakar Assegaf: Tidak Perlu Bikin Gaduh
Netizen yang membaca cuitan Nicho Silalahi mengomentari masalah ceramah Jenderal Dudung. Mereka mengatakan, baru tahu kalau sekarang KSAD berperan sekaligus menjadi ulama.
"Jadi saya baru tahu salah satu tugas utama KSAD adalah menjadi 'ulama'," ujar @Budi30059535.
"Baru sekarang ada panglima mabok agama," ujar @mrtaufik19.
Pernyataan Nicho Silalahi sendiri tidak hanya didasari larangan mendalami agama. Sebelumnya, KSAD Jenderal Dudung memang pernah menyebutkan, kelompok kriminal bersenjata (KKB) adalah saudara yang harus dirangkul.
"Satgas tidak harus memerangi KKB. Namun, mereka perlu dirangkul dengan hati yang suci dan tulus. Mereka adalah saudara kita," ucap Jederal Dudung seperti dikutip SeputarTangsel.Com dari Antara, Kamis 25 November 2021.
"Keberhasilan dalam tugas bukan diukur dengan angkat senjata. Namun, bagaimana saudara kita bisa sadar dan kembali ke pangkuan NKRI," sambung Jenderal Dudung. ***