Harga PCR Turun Jadi Rp300 Ribu, Dokter Eva: Yang Harus Diwaspadai Bukan Dalam Negeri  

26 Oktober 2021, 07:32 WIB
Dokter Eva Sri Diana Chaniago sarankan pemerintah untuk mewaspadai penumpang dari luar negeri /Foto: Instagram/@sridianachaniago/

 

SEPUTARTANGSEL.COM – Harga PCR secara resmi diturunkan menjadi Rp300 ribu pada Senin 25 Oktober 2021. Selain itu, masa berlaku tes juga diperpanjang hingga 3x24 jam.

Penurunan harga PCR tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan sesuai arahan Presiden Jokowi.

Menanggapi hal ini, Ketua Ikatan Dokter Indonesia Bersatu, Dokter Eva Sri Diana Chaniago pun melayangkan kritiknya. Dia mengatakan, seharusnya yang harus diwaspadai adalah penumpang dari luar negeri.

Baca Juga: Harga PCR Turun Jadi Rp300 Ribu, Said Didu: Berapa Untung yang Sudah Mereka Nikmati?  

“Saya tetap minta gratis, Pak atau dibatalkan,” ujar Dokter Eva sebagaimana dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @_Sridiana-3va, Senin 25 Oktober 2021.

“Yang harus diwaspdai terutama bukan dalam negeri, Pak. Tapi di luar negeri. Walau belum total, tapi wabah melandai jauh,” lanjutnya.

Dalam cuitannya, Dokter Eva juga menanggapi penderita Covid-19 di luar negeri yang kembali meningkat.

Baca Juga: PCR Jadi Syarat Wajib Penerbangan, Susi Pudjiastuti ke Puan Maharani: Harganya yang Benar

“Kabarnya di luar naik lagi. Tolong blok jangan sampai masuk lagi. Kasihan rakyat, kapan harus bangkit dan hidup normal lagi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Dokter Eva menceritakan bagaimana kondisi rumah sakit di mana dia bertugas. Di sana pasien Covid-19 tidak lebih dari 10 orang.

Karenanya, dia mempertanyakan kebijakan pemerintah yang justru mewajibkan tes PCR kepada para calon penumpang tanpa gejala Covid-19.

Baca Juga: Ferdinand Hutahaean Minta Jokowi Evaluasi Kebijakan PCR Jadi Syarat Wajib Penerbangan: Membebani Rakyat

“Sejak dua bulan terakhir, ratusan bahkan mungkin ribuan pasien yang datang ke 2 RS saya. Ada yang dengan gejala dan penunjang dicurigai Covid-19. Namun, tidak lebih dari 10 orang pasien yang Covid positif,” ungkap Dokter Eva.

“Tapi mengapa malah orang tanpa gejala yang bepergian dengan transportasi publik malah di tes PCR?” pungkasnya.***

 

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum

Tags

Terkini

Terpopuler