SEPUTARTANGSEL.COM - Sebuah media online di Singapura, Economist.com, menuliskan mengenai reformasi ekonomi di Indonesia masa pemerintahan Jokowi.
Hanya saja dalam judulnya nama Presiden Indonesia, Jokowi ditulis menjadi Jokowho.
Hal ini diketahui dari unggahan juru bicara Mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang mencuitkan pada unggahan twitternya.
Baca Juga: The Economist Tulis Pelesetan Jokowho, Fadli Zon: Janjikan Reformasi, Jokowi Sendiri yang Berubah
Berita ini merupakan salah satu dari tiga artikel terpopuler di kalangan pembaca SeputarTangsel.Com pada Rabu, 25 Agustus 2021 pagi hingga malam ini.
Berikut ulasan selengkapnya:
1. Media Singapura Bahas Ekonomi Indonesia, Adhie M Massardi: Yang Unik Namanya Ditulis JOKOWHO
Pada cuitannya Adhie M Massardi yang menyebut mendapat kiriman dari rekannya mengenai penulisan Jokowho.
Baca Juga: Wakil Presiden AS Kamala Harris Telah Tiba di Singapura untuk Kunjungan Resmi Tiga Hari
"JOKOWHO▪︎teman kirim berita the Economist Singapura tentang "Indonesia"s president promised reform. Yet it is he who has changed" (Democracy is increasingly enfeebles under Jokowi)," cuitan Adhie M Massardi di akunnya @AdhieMassardi pada 24 Agustus 2021.
Adhie M Massardi juga mengomentari penulisan tersebut.
Baca selengkapnya: Media Singapura Bahas Ekonomi Indonesia, Adhie M Massardi: Yang Unik Namanya Ditulis JOKOWHO
2. Pernah Jadi Bagian Wilayah Jakarta dan Jawa Barat, Ternyata Ini Asal Nama Ciputat
Ciputat merupakan sebuah wilayah kecamatan yang terdapat di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Provinsi Banten.
Baca Juga: Diduga Dibawa Anak Punk, Anak Ciputat Tak Pulang Sejak 13 Agustus 2021
Sebelum Banten menjadi provinsi sendiri dan Kota Tangerang Selatan diresmikan menjadi bagian dari wilayahnya pada tahun 2008, Ciputat pernah menjadi bagian dari Provinsi DKI Jakarta pada tahun 1950-an.
Tercatat, sekitar tahun 1970-an wilayah tersebut pernah masuk provinsi Jawa Barat.
Baca selengkapnya: Pernah Jadi Bagian Wilayah Jakarta dan Jawa Barat, Ternyata Ini Asal Nama Ciputat
3. Bandingkan dengan Vonis Juliari Batubara, Gus Umar: Angelina Sondakh Dibully Seantero Republik
Juliari Batubara divonis 12 tahun oleh pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). Vonis tersebut lebih tinggi dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang hanya 11 tahun.
Namun, vonis Juliari Batubara dianggap oleh banyak pihak masih terlalu ringan. Apalagi hakim menyebutkan, mantan menteri sosial (Mensos) itu sudah cukup menderita karena dibully oleh masyarakat.
Salah seorang tokoh Nahdlatul Ulama, Umar Hasibuan yang dikenal dengan sebutan Gus Umar ikut angkat bicara.
Baca selengkapnya: Bandingkan dengan Vonis Juliari Batubara, Gus Umar: Angelina Sondakh Dibully Seantero Republik
***