Kata Fadli Zon Soal Taliban di Afghanistan: Sejarah Akan Mencatat Amerika Kalah

22 Agustus 2021, 23:17 WIB
Fadli Zon menyebut sejarah akan mencatat Amerika Serikat kalah menghadapi Taliban usai pendudukan 20 tahun di Afghanistan yang menghabiskan 2 triliun dolar. /Foto: Instagram @fadlizon/

SEPUTARTANGSEL.COM - Wakil Ketua Partai Gerindra, Fadli Zon, ikut memberikan tanggapannya terkait berkuasanya kembali Taliban di Afghanistan.

Menurut Fadli Zon, konflik yang terjadi antara Afghanistan dan Taliban ini akan tercatat dalam sejarah.

Sejarah, kata Fadli Zon, akan mencatat hal ini sebagai bukti kekalahan Amerika Serikat (AS) di Afghanistan.

Baca Juga: Dipimpin Anak Tokoh Mujahidin, Pasukan Anti-Taliban Berhasil Rebut 3 Daerah Afghanistan Utara

"Sejarah akan mencatat AS kalah hadapi Taliban usai 20 tahun pendudukan, dengan habiskan 2 triliun dolar," ujar Fadli Zon, dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @fadlizon pada, Sabtu, 21 Agustus 2021.

Anggota DPR RI yang cukup vokal ini juga menyebutkan, konflik ini akan membuat Afghanistan memiliki 'wajah' yang baru.

"Kini Taliban menjadi penguasa Afghanistan dan berjanji akan menciptakan stabilitas dan hubungan internasional yang damai," ucap Fadli Zon.

Baca Juga: Sindir Jusuf Kalla Soal Taliban, Ferdinand Hutahaean: Cuma Memuji dari Jakarta, Nggak Ngaruh Ke Afghanistan

Lebih lanjut, Fadli Zon juga menyebutkan hal-hal yang dijanjikan oleh Taliban usai menguasai Afghanistan.

"Juga akan menghormati hak-hak perempuan," tulisnya.

Fadli juga menyampaikan harapan dan doanya agar Taliban dapat memenuhi segala janjinya setaelah menguasai Afghanistan.

"Mudah-mudahan itulah yang akan terjadi," ujar Fadli Zon.

Baca Juga: Peringatkan Rakyat Soal Taliban, Ngabalin: Jangan Terprovokasi dengan Pernyataan Taliban Sudah berubah

Sebelumnya diketahui konflik antara kelompok Taliban yang ingin menguasai Afghanistan masih menjadi perhatian dunia.

Pengambilalihan kekuasaan yang baru saja dilakukan oleh Taliban atas Afghanistan ini disebut-sebut telah mempermalukan Amerika Serikat.

Hal tersebut karena Amerika Serikat telah ikut campur di Afghanistan sejak 20 tahun lalu. ***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler