Jokowi Disindir Politisi Demokrat: Apa Sih Malunya Menyebut Peran Pemimpin Sebelumnya?

17 Februari 2021, 10:03 WIB
Politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik. /Facebook Rachland Nashidik

SEPUTARTANGSEL.COM - Politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik menyebut bahwa pembangunan Waduk Tukul di Pacitan, Jawa Timur bukanlah inisiatif Presiden Joko Widodo (Jokowi), melainkan Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Menurut pengakuan Rachland, SBY lah yang memulai gagasan hingga inisiasi pembebasan lahan pembangunan Waduk Tukul.

"Terimakasih, Pak Jokowi, untuk meneruskan pembangunan Waduk yang dimulai oleh Presiden RI ke-6 SBY, mulai gagasan, studi, ground breaking dan inisiasi pembebasan lahan. Fundamen yang memungkinkan Presiden RI ke-7 dapat melanjutkan proyek penting ini dan meresmikannya sekarang," tulis Rachland, seperti dikutip Seputartangsel.com melalui akun Twitter @RachlanNashidik pada Rabu, 17 Februari 2021.

Baca Juga: Update Kode Redeem FF Free Fire Terbaru 17 Februari 2021 Dapatkan Hadiah Skin dan Item Gratis

Baca Juga: Presiden Jokowi: UU ITE Bisa Direvisi, Ini Reaksi Anggota DPR

Secara lebih lanjut, Rachland mengungkapkan bahwa waduk tersebut mulai dibangun pada tahun 2013 atau 8 tahun lalu dengan anggran Rp904,4 miliar.

Pada awalnya, pembangunan Waduk Tukul ditargetkan selesai dibangun pada tahun 2017. Sayangnya, molor selama empat tahun dan baru selesai dibangun pada tahun 2021 ini.

"Bendungan Tukul mulai dibangun tahun 2013 dengan APBN sebesar 904, 4 Miliar. Target selesai 2017 tapi molor 4 tahun, justru di masa pemerintahan Jokowi. Tidak apa. Rakyat Pacitan pasti menghargai keputusan Pak Jokowi meneruskan apa yg dibangun Pak SBY," ujarnya.

Baca Juga: Film Biografi Fred Hampton, Aktivis Kulit Hitam Amerika Serikat

Baca Juga: Tampilan Google Doodle Hari ini, Marie Thomas Dokter Perempuan Pertama Indonesia Lulusan STOVIA

Selain itu, Rachland juga menyebutkan bahwa salah satu dari tiga kapal selam kelas Changbogo yang dipesan Indonesia diproduksi di Korea Selatan.

Kemudian, pembuatannya diketahui melibatkan salah satu perusahaan BUMN, PT PAL Indonesia (Persero) dan terakhir dibuat di Indonesia sebagai bagian dari program transfer of technology (ToT) di PT PAL Surabaya.

Menurutnya, kapal tersebut merupakan inisiatif SBY dan diteken pada tahun 2011 lalu.

Baca Juga: Tampilan Google Doodle Hari ini, Marie Thomas Dokter Perempuan Pertama Indonesia Lulusan STOVIA

Baca Juga: Hasil Liga Champions Hari Ini, Barcelona Dipermalukan PSG dan Liverpool Menang dari Leipzig

"Siapa sangka kapal selam yang membuat geger negara kawasan ini merupakan inisiasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono? Kapal selam ini adalah satu dari tiga pengembangan kapal selam dengan perjanjian transfer teknologi yang diteken SBY pada 2011," ungkap Rachland.

"Seperti di Pacitan, Pak Jokowi di PT PAL juga tidak mengucap apapun bahwa kapal selam ini adalah buah dari kebijakan Pemerintahan SBY, yaitu kerjasama dengan Korsel dengan syarat transfer teknologi. Bagian program minimum essential force yg dicanangkan SBY," lanjutnya.

Terkait hal tersebut, dia mempertanyakan mengapa Jokowi tidak menyebut peran dan kebijakan pemimpin sebelumnya, yaitu SBY.

Baca Juga: Viral, Nissa Sabyan Dituduh Pelakor, Akun Instagramnya Diserbu Netizen

Baca Juga: Pengungsi Korban Banjir di Subang dan Karawang Terima Bantuan Berupa Ribuan Kotak Oranye

Menurut Rachland, apa yang dilakukan Jokowi sama saja dengan mengerahkan buzzer untuk menista.

"Apa sih malunya, hinanya, sulitnya, untuk secara correct menyebut peran dan kebijakan pemimpin sebelumnya, sebagai bagian atau sejarah dari proyek infrastruktur yang Bapak resmikan? Bapak bukan saja enggan mengakui, malah mengerahkan buzzer untuk menista," tegasnya.***

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum

Tags

Terkini

Terpopuler