Tsunami Covid-19 Mencapai 18,8 Juta Orang, Ilmuwan India Perkirakan Puncaknya Pekan Depan

- 1 Mei 2021, 13:25 WIB
Persiapan kremasi masal yang meninggal karena Covid-19 di New Delhi, India, pada 26 April 2021.
Persiapan kremasi masal yang meninggal karena Covid-19 di New Delhi, India, pada 26 April 2021. /Sumber: Reuters / Adnan Abidi/

Baca Juga: Ini Cara Mendaur Ulang Alat Tes Antigen Bekas Menurut Pengakuan Tersangka di Medan

Menanggapi sulitnya mendapatkan akses layanan vaksinasi, seorang pejabat lokal mengatakan bahwa selama tiga hari kota Mumbai telah menghentikan program vaksinasi lantaran persediaan yang semakin menipis.

Sementara di India daerah Maharashtra, diperkirakan akan terkena dampak paling parah dan akan memperpanjang pembatasan secara ketat selama dua minggu kedepan.

Tidak tinggal diam, negara-negara sahabat turut membantu dengan mengirimkan bantuan sejumlah fasilitas peralatan kesehatan.

Rusia mengirimkan dua pesawatnya ke negara itu dengan membawa 20 konsentrator oksigen, 75 ventilator, 150 monitor samping tempat tidur, dan 22 ton obat-obatan.

Baca Juga: Ingat, Orang Tua Wajib Lengkapi Imunisasi Dasar Anak Meski Pandemi Covid-19

Amerika Serikat mengirimkan sejumlah pasokan senilai lebih dari US$100 juta, berupa 1.000 tabung oksigen, 15 juta masker N95, dan 1 juta tes diagnostik cepat.

Negara Paman Sam itu juga telah mengalihkan pesanan vaksin AstraZeneca lebih dari 20 juta dosis ke India.

Selain itu, Bangladesh menyebutkan akan mengirim bantuan, berupa sekitar 10.000 botol obat anti-virus dan 30.000 perlengkapan APD.

Sementara itu, India akan menerima gelombang pertama vaksin Sputnik V Rusia pada 1 Mei mendatang. Dana kekayaan kedaulatan RDIF Rusia, yang memasarkan Sputnik V secara global, dimana  telah menandatangani kesepakatan dengan lima produsen India untuk lebih 850 juta dosis vaksin setahun.***

Halaman:

Editor: Ignatius Dwiana


Tags

Terkait

Terkini