SEPUTARTANGSEL.COM – Mudik adalah kebiasaan yang telah membudaya di tengah masyarakat karena nilai kekerabatan yang kuat.
Hal itu disampaikan Sosiolog Universitas Udayana Bali Wahyu Budi Nugroho.
Dia mengatakan,"Mudik ini awalnya adalah imbas konsep pembangunan di era orde baru yang berupaya membangun pusat-pusat pertumbuhan sehingga terjadi urbanisasi. Masyarakat desa berbondong-bondong ke kota yang menjadi pusat pembangunan. Dari sinilah kebiasaan mudik muncul, yang kemudian membudaya.”
Baca Juga: DKI Jakarta Diprediksi Bakal Dikuasai PDIP dan PSI
Baca Juga: Kepala Korlantas Tegaskan Tak Rekomendasikan Mudik Sebelum 6 Mei
Mudik menjadi kesempatan bertemu dengan keluarga besar karena komunalisme masyarakat kuat. Terutama hubungan kekerabatannya.
Mudik dapat dikatakan sebagai bentuk kegagalan orang Indonesia menjadi orang kota atau orang Indonesia yang tidak pernah betul-betul terurbanisasi sepenuhnya. Hal ini karena mereka masih menganggap ada tempat yang dianggap lebih adiluhung dan dianggap jadi tempat Kembali atau kampung halaman.
"Secara sosiologis pola pikir yang terubankan kalau betul-betul sudah jadi masyarakat kota itu tetap tinggal di kota dan tidak ada melakukan mudik," katanya di Denpasar pada Sabtu, 17 April 2021.
Baca Juga: Sinopsis A-X-L, Robot Anjing Yang Bersahabat Dengan Manusia