SEPUTARTANGSEL.COM – Vaksin buatan Rusia untuk Covid-19, Sputnik V, menimbulkan kontroversi di Prancis.
Prancis menuduh Rusia menggunakan vaksin tersebut sebagai alat propaganda untuk menyebarkan pengaruh dan hegemoni Moskow ketimbang melawan pandemi.
“Dalam hal pengelolaanya, itu lebih menyerupai sarana propaganda dan diplomasi agresif kerimbang sarana solidaritas dan bantuan kesehatan,” kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Drian.
Baca Juga: Mantan GAM Ikut Hadiri Acara Ini, Apa Permintaan Mereka?
Baca Juga: Anda Seorang Deadliner? Perhatikan Efek Positif dan Negatif Ini
Le Drian mengatakan Rusia dan China menggunakan vaksin demi tujuan propaganda dan menyebarkan pengaruhnya sebelum melakukan vaksinasi pada warganya sendiri.
Menteri tersebut mengatakan Rusia telah mengumumkan dengan menarik banyak perhatian media bahwa mereka akan mengirimkan 30 ribu dosis vaksin ke Tunisia.
Sementara inisiatif COVAX yang didukung PBB telah mengirimkan 100 ribu dosis ke negara Afrika utara itu, dengan 400 ribu lagi akan datang pada Mei.
Baca Juga: Apa Pesan Jusuf Kalla Pasca Meninjau Lokasi Serangan Bom Bunuh Diri?