Kisah Perjuangan Konselor Edukator Di Wilayah Sulit

- 21 Desember 2020, 13:45 WIB
Stephanie Amalia saat sedang memberikan materi.
Stephanie Amalia saat sedang memberikan materi. /Foto: Dokumen Médecins Sans Frontières/

Baca Juga: Mutasi Covid-19 Yang Ditemukan di Malaysia 10 Kali Lebih Menular

“Saya adalah konselor untuk anak usia 10 hingga 19 tahun karena program MSF berfokus pada kesehatan remaja. Konselor untuk anak-anak berbeda dengan untuk orang dewasa. Biasanya, perbedaannya terletak pada jenis masalah dan masalah kesehatan mental yang mereka hadapi,” katanya.

Melangkah Dengan Sederhana

Stephanie Amalia bekerja dengan tertutup jika terkait konseling remaja yang mengalami masalah.

Dia mendengarkan, berempati, mendorong dan memberdayakan mereka sehingga mereka dapat mengatasi masalah mereka dan membuat perubahan dalam hidup mereka. Dia juga menindaklanjuti konseling dengan remaja yang dia bantu.

Baca Juga: Kematian Enam Anggota Laskar FPI, Polisi Nyatakan Ada 18 Luka Tembak, Keluarga: Ada Memar

Baca Juga: Waduh! Covid-19 Ganggu Keperkasaan Laki-laki, Ini Kata Dokter

Banyak yang kesulitan menceritakan kisah hidup mereka pada awalnya.

Tetapi setelah konseling, mereka menjadi nyaman berbagi cerita, dan sebagian besar menjadi lebih positif. Misalnya, seorang perempuan muda yang kehilangan putranya menderita depresi. Setelah menjalani konseling, dia bisa bangkit dan melanjutkan hidupnya.

Stephanie Amalia tumbuh dan hidup di kota besar. Ketika dia berada di Pandeglang, hal itu menjadi pengalaman yang menarik baginya.

Halaman:

Editor: Ignatius Dwiana


Tags

Terkini