Negara Sekutu Bergairah Sambut Kemenangan Joe Biden di Pilpres AS 2020

- 9 November 2020, 09:15 WIB
Kandidat Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris.
Kandidat Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris. /Foto: Twitter@JoeBiden//

SEPUTARTANGSEL.COM – Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) 2020 sudah dimenangkan oleh pasangan Joe Biden dan Kamala Harris dari Partai Demokrat pada Sabtu 7 November 2020.

Atas kemenangan tersebut, sejumlah negara sekutu terbesar dan terdekat AS langsung mengucapkan selamat kepada Biden.

Kendati begitu, kandidat petahana yakni Donald Trump dari partai Republik belum menerima dan tidak menyerah atas kemenangan yang diraih Biden.

Baca Juga: Seluruh DKI Jakarta Turun ke Risiko Sedang, Kepulauan Seribu Risiko Rendah Covid-19

Baca Juga: Mantan Ketua PARFI AA Gatot Brajamusti Meninggal Dunia di Lapas Cipinang

Negara sekutu yang mengucapkan selamat kepada Biden seperti Jerman, Kanada, dan Prancis, yang memiliki hubungan renggang dengan pemerintahan Trump meski merupakan mitra G7 dan NATO.

Negara tersebut menjadi negara-negara pertama yang mengakui kemenangan Biden, tak lama setelah jaringan televisi AS mengumumkan kabar kemanangan tersebut.

"Saya menantikan kerja sama ke depannya dengan Presiden Biden," tulis Kanselir Jerman Angela Merkel di Twitter, dikutip dari Antara, Minggu 8 November 2020.

Baca Juga: Soal Vaksin Covid-19, Wakil Ketua MPR RI Ahmad Muzani Sebut Jurnalis Layak Diprioritaskan

Baca Juga: Beri Ucapan Selamat, Jokowi Berharap Joe Biden Perkuat Kerjasama Ekonomi Dengan Indonesia

"Persahabatan trans-Atlantik kita tak tergantikan jika kita ingin menguasai tantangan yang luar biasa di zaman kita," imbuhnya.

Lebih lanjut, Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz, mengisyaratkan bahwa pemerintahan Biden akan menandai kembali hubungan trans-Atlantik.

"Kini ada peluang untuk babak baru dan yang menarik dalam hubungan trans-Atlantik," cuitnya.

Baca Juga: Update Corona Tangsel 8 November: 1.900 Positif Covid-19, 1.647 Sembuh, 166 Dirawat, 87 Meninggal

Baca Juga: Resmi, Jepang Umumkan Putra Mahkota Akishino Sebagai Pewaris Tahta Pertama

Sementara itu, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan dirinya berharap dapat mengatasi "tantangan terbesar dunia" dengan pemerintahan baru, termasuk perubahan iklim, sebuah isu yang di dalamnya banyak negara berselisih pendapat dengan Trump.

Kemudian, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, yang menjalin hubungan jauh lebih mulus dengan Trump, juga menyinggung tema perubahan iklim ketika mengucapkan selamat kepada Biden.

"AS merupakan sekutu terpenting bagi kami dan saya menantikan kerja sama yang erat mengenai prioritas kita, mulai dari isu perubahan iklim sampai isu perdagangan dan keamanan."

Baca Juga: Video Syur Mirip Jessica Iskandar Beredar di Media Sosial, Instagram Jedar Diserbu Netizen

Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Mengizinkan Resepsi Pernikahan di Gedung

Untuk diketahui, Washington pada Rabu 4 November 2020 resmi keluar dari perjanjian Paris tentang pembatasan emisi gas rumah kaca, memenuhi janji Trump untuk menarik negaranya yang penghasil emisi terbesar kedua dunia itu dari pakta tersebut.

Namun, Biden telah berjanji akan membawa AS bergabung kembali dengan pakta tersebut jika ia terpilih menjadi presiden.

"Trump dipastikan kalah dalam pemilu. Ini berita baik untuk planet ini, karena sayap kanan global kehilangan aset politik terkuatnya," cuit Wakil Perdana Menteri Spanyol Pablo Iglesias, yang beraliran ekstrem kiri.

Baca Juga: Kemnaker Minta Penerima BLT BSU BPJS Gelombang 2 Kembalikan Bantuan, Ini Kriterianya

Baca Juga: Kemarin Gisel, Hari Ini Netizen Ributkan Video Syur Mirip Jessica Iskandar

Irlandia, yang konon merupakan negara asal moyang Biden, menyebut Biden sebagai Presiden ke-46 AS, meski Trump menuding Biden "bergegas untuk berpura-pura sebagai pemenang."  Trump, tanpa bukti, menuduh ada kecurangan dalam pemilihan.

"Irlandia bangga dengan terpilihnya Joe Biden dalam pemilhan, seperti halnya kami bangga pada seluruh generasi perempuan dan pria Irlandia serta leluhur mereka, yang dengan kerja keras dan kecerdasan mereka telah memperkaya keragaman yang memperkuat Amerika," kata Perdana Menteri Micheal Martin melalui pernyataan.***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini