Hingga kini baik importir Rusia maupun eksportir China masih menunda bisnis karena rubel yang masih bergerak layaknya roller coaster.
Depresiasi yang terjadi pada rubel membuat pebisnis kehilangan uang setiap kali ada penjualan, sehingga beberapa pengusaha bersedia mengganti dengan yuan China.
Baca Juga: Kremlin: Rusia Hanya Akan Gunakan Senjata Nuklir Bila Terancam
Namun kesedian membayar barang dengan yuan China tak membuat banyak perbedaan, bahkan permintaan untuk layanan pergudangan di Rusia telah merosot seperlimanya.
Dengan banyaknya sanksi yang diberikan oleh negara Barat membuat perdagangan antara China dan Rusia ikut terganggu hingga tak mungkin dilakukan untuk sementara ini.***