Andai Perang Dunia III Pecah, Kira-kira Begini Skenarionya

- 25 Maret 2022, 07:24 WIB
Ilustrasi Vladimir Putin.
Ilustrasi Vladimir Putin. /Pixabay/

SEPUTARTANGSEL.COM - Sebulan serangan Rusia ke Ukraina belum berakhir. Rusia meski digempur embargo dari negara-negara Barat dan Amerika Serikat yang mendukung Ukraina, tak bergeming.

Bahkan, Rusia dengan kedigdayaannya, melancarkan aksi-aksi balasan yang merepotkan perekonomian negara-negara Barat.

Rusia pun melancarkan ancaman terakhirnya untuk memanfaatkan senjata nuklir jika kedaulatannya terancam.

Baca Juga: Kremlin: Rusia Hanya Akan Gunakan Senjata Nuklir Bila Terancam

Kondisi saling ancam, saling tekan dan saling balas ini memicu kekhawatiran dunia akan meningkat menjadi perang global yakni pecahnya Perang Dunia III di kemudian hari.

Sejak Presiden Rusia, Vladimir Putin memerintahkan invasi besar-besaram ke Ukraina, pihak Barat pun terkesan sangat berhati-hati dalam merespons.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah berulang kali menyerukan zona larangan terbang terhadap persawat Rusia untuk berlaku di negaranya.

Baca Juga: Militer Ukraina Peringatkan Warganya untuk Siap Hadapi Tembakan Pasukan Rusia yang Membabi Buta

Namun, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah menolah permohonannya karena khawatir ketegangan meningkat di luar Ukraina.

Bahkan, Zelensky sempat sampai pada satu titik merasa ditinggalkan kawan-kawan NATO-nya, berjuang sendiri melawan Rusia.

Meski Amerika Serikat (AS) dan Barat mendorong perlawanan pada Rusia, tampaknya banyak negara yang menaruh dukungan bagi Vladimir Putin.

Alih-alih ikut suara negara adidaya, 6 negara ini pilih dukung Rusia selama invasi ke Ukraina.

Baca Juga: Australia Larang Ekspor Alumina ke Rusia Imbas Serangan ke Ukraina

Dengan konstelasi tersebut, andai Perang Dunia III terjadi, dikutip dari Express, 6 negara berikut kemungkinan akan berpihak pada kubu Rusia:

1. Pakistan

Menjelang invasi Vladimir Putin, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan berada di Moskow dalam kunjungan kenegaraan selama dua hari.

Selama perjalanannya, dia dengan marah membalas tuntutan dari Barat untuk berbicara menentang Rusia.

"Kalian pikir, kami siapa? Apakah kami budakmu sehingga apa pun yang kalian katakan, kami akan lakukan?" sergahnya.

Pakistan adalah salah satu dari beberapa negara yang abstain dalam pemungutan suara mengenai masalah ini.

Baca Juga: Ukraina Tolak Serahkan Mariupol meski Rusia Peringatkan 'Malapetaka' Kemanusiaan

Sebelumnya, Imran Khan angkat bicara setelah 22 diplomatnya mendapat kiriman surat meminta Pakistan bergabung dengan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengutuk serangan Rusia.

"Saya ingin bertanya kepada Duta Besar Uni Eropa: Apakah Anda menulis surat seperti itu ke India?" ucapnya.

2. China

Meskipun China sempat berusaha menjauhkan diri dari Rusia dalam dua minggu terakhir, nyatanya Beijing tak mengutuk invasi yang dilakukan oleh Presiden Vladimir Putin.

China memilih sikap netral dan menggambarkan hubungan China-Rusia sebagai salah satu 'kemitraan strategis'.

Seperti Pakistan, China telah abstain dari dua suara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang agresi Rusia.

Baca Juga: Tiga Negara Baltik Usir 10 Diplomat Rusia Sebagai Bentuk Solidaritas untuk Ukraina

3. India

India telah menyatakan sanksi yang dijatuhkan oleh Barat bukanlah jawaban atas perang antara Rusia dan Ukraina.

Namun, India malah mendapat tekanan yang meningkat dari AS untuk mengutuk Presiden Vladimir Putin.

Pekan lalu, Donald Lu, asisten menteri luar negeri Departemen Luar Negeri AS untuk Biro Urusan Asia Selatan dan Tengah, meminta India menjauh dari Rusia.

"Sekarang saatnya (bagi India) untuk lebih menjauhkan diri dari Rusia," ucapnya.

Moskow adalah pemasok senjata terbesar India dan New Delhi, mereka telah menandatangani kesepakatan senilai miliaran dolar AS untuk membeli sistem pertahanan rudal S-400 Rusia, pada 2018.

Baca Juga: Rusia Peringatkan Amerika Serikat: Kami Punya Kekuatan untuk Tempatkan Anda di Tempat Anda

4. Afrika Selatan

Kepemimpinan Kongres Nasional Afrika (ANC) telah jatuh kembali ke dalam persahabatan Perang Dingin dengan Moskow.

Bahkan sang mantan presiden Jacob Zuma mengeluarkan pernyataan pekan lalu yang menyebut Presiden Putin 'seorang pria yang damai' dan sekutu baratnya sebagai 'pengganggu'.

Meskipun Zuma tidak berbicara atas nama Pemerintah, perasaan pro-Rusia diketahui tertanam jauh di dalam partai ANC Afrika Selatan.

5. Brazil

Brazil menjadi salah satu negara yang menolak menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.

Presiden Brazil Jair Bolsonaro telah menyatakan bahwa dia akan tetap "netral" di Ukraina.

Baca Juga: Australia Ikut Beri Sanksi pada Rusia atas Invasi ke Ukraina

Artikel ini telah tayang di Pikiran Rakyat dengan judul: "Jika Perang Dunia III Terjadi, Berikut 6 Negara yang Mungkin Jadi Sekutu Vladimir Putin"

Pria berusia 66 tahun itu mengunjungi Presiden Putin bulan lalu dan mengatakan ketika Brazil membeli banyak pupuknya dari Rusia, dia tidak ingin ekonominya terpengaruh oleh keberpihakan.

6. Meksiko

Seperti Brazil, Meksiko juga menjadi negara yang menolak menjatuhkan sanksi terhadap Rusia dan menghindari pengutukan invasi tersebut.

Presiden Meksiko Lopez Obrador, seorang populis sayap kiri, mengatakan tak ingin merusak hubungan yang baik dengan semua negara.

“Kami tidak akan melakukan pembalasan ekonomi apa pun karena kami ingin memiliki hubungan baik dengan semua Pemerintah di dunia," katanya.*** (Rahmi Nurfajriani/Pikiran Rakyat)

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini