Stasiun Kereta Bawah Tanah Tempat Warga Ukraina Berlindung dari Serangan Rusia, Kedalaman 105,5 Meter

- 27 Februari 2022, 08:07 WIB
Stasiun Arsenalna, Kyiv, Ukraina. Stasiun kereta bawah tanah terdalam yang dipenuhi mural cantik, kini jadi tempat warga berlindung dari serangan Rusia.
Stasiun Arsenalna, Kyiv, Ukraina. Stasiun kereta bawah tanah terdalam yang dipenuhi mural cantik, kini jadi tempat warga berlindung dari serangan Rusia. /Foto: YouTube Akun JC Travel Ukraine/

SEPUTARTANGSEL.COM - Stasiun bawah tanah Kyiv, Ukraina, menjadi salah satu tempat pengungsian yang dipilih warga untuk berlindung dari serangan Rusia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan, sampai Sabtu 26 Februari 2022 waktu setempat, serangan Rusia telah menewaskan tak kurang 130 warga Ukraina, sipil maupun militer.

Warga Ukraina menggunakan stasiun kereta bawah tanah sebagai bunker untuk berlindung sementara dari serangan Rusia yang berlangsung sejak Kamis, 24 Februari 2022, pagi pukul 06.00 waktu setempat.

Baca Juga: Emil Salim Sebut Dua Sebab Invasi Rusia ke Ukraina, Netizen: Tetap Rakyat yang Menderita

Stasiun kereta bawah tanah itu dipenuhi keluarga, anak-anak, menjelang malam hari. Mereka mengobrol, bermain dan makan malam.

Mereka membawa perlengkapan tidur, termasuk anjing piaraan dan juga teka-teki silang untuk mengisi waktu.

Harapannya, mereka dapat mengisi malam yang panjang di tengah ketakutan dan ketegangan yang terjadi.

Baca Juga: Dampak Perang Rusia dan Ukraina, FIA Batalkan Grand Prix 2022, UEFA Pindahkan Final Liga Champions ke Prancis

Salah satu stasiun kereta bawah tanah yang digunakan warga untuk mengungsi sementara itu adalah Stasiun Metro Arsenalna.

Dikutip SeputarTangsel.Com dari akun YouTube JC Travel Ukraine, Sabtu, 26 Februari 2022, Stasiun Arselna adalah stasiun kereta bawah tanah yang terdalam di dunia.

Stasiun Arsenalna mempunyai kedalaman 105,5 meter di bawah permukaan tanah.

Stasiun Arsenalna beroperasi sejak tahun 1960 atau dengan kata lain, 60 tahun lebih hingga saat ini.

Baca Juga: Presiden Ukraina Kecewa Ditinggal oleh NATO dan AS, Budiman Sudjatmiko: Makanya Jangan Mau Dikompori

Pada tahun 2020, Stasiun Arsenalna sudah memiliki 3 jalur dan 52 stasiun yang dioperasikan.

Untuk mengantarkan penumpang di stasiun, para insinyur harus membuat dua eskalator yang panjangnya 102 meter.

Dari pintu masuk utama sampai peron, penumpang menaiki eskalator yang panjang.

Waktu yang ditempuh selama menaiki eskalator sekitar 5-7 menit.

Baca Juga: Imbas Invasi Rusia ke Ukraina, Sekitar 29 Ribu Warga Ukraina Mengungsi ke Polandia

Yang paling menarik perhatian tentang stasiun kereta bawah tanah Arsenalna adalah pembangunan lobi perantara yang terhubung dengan eskalator.

Di dalam stasiun menjadi sangat cerah dan berwana-warni. Pada tahun 2018, para seniman dari berbagai negara dapat meninggalkan tanda tangan dan melukis mural.

Jumlah mural yang ada di Stasiun Arsenal ada 8, yang memiliki filosofi dalam setiap gambarnya.

Di antaranya ada gambar mural ibu pertiwi yang dibuat oleh seniman dari Spanyol yang disebut Crazer.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Tergelincir Setelah Sebelumnya Naik Tajam Imbas dari Invasi Rusia ke Ukraina

Mereka menggunakan hewan langka dari buku merah Ukraina. Di sebelah kiri ada burung yang mewakili Ukraina Barat dengan ibukota Aviv.

Di sebelah kanan terdapat corsac atau rubah yang mewakili Ukraina Timur dengan terintegrasi Bandara Donetsk.

Di antara mereka ada penunjuk tanah yang melambangkan Ukraina.

Mural ini adalah bentuk refleksi dari stasiun modern di dalam negeri, meskipun Timur dan Barat dibagi, namun hari ini Ukraina adalah ibu pertiwi bagi semua warga.

Baca Juga: Cristiano Ronaldo Kutuk Perang Rusia-Ukraina: Kita Perlu Ciptakan Dunia yang Lebih Baik untuk Anak-anak Kita

Mural lain adalah Avdevka yang dibuat oleh seniman dari Belgia yakni Matthew Fajar.

Di jantung lukisan ada foto asli Avdevka. Mural ini melambangkan bahwa generasi mendatang harus menghadapi dan menangani konsekuensi dari perilaku orang dewasa.

Pesan yang dapat diambil dari mural Avdevka yakni, lakukan hal yang terbaik, tinggalkan anak-anak tempat yang lebih baik untuk hidup.***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini