SEPUTARTANGSEl.COM - Sejak Taliban berhasil berkuasa menduduki Afghanistan, bantuan internasional telah berhenti masuk bahkan aset Afghanistan di luar negeri dibekukan. Hal ini membuat profesi buruh anak menjadi pilihan yang harus di tempuh.
Berdasarkan survei yang dilakukan Save the Children, 18% Keluarga telah mengirim anak-anaknya untuk bekerja, diperkirakan lebih dari 1 juta anak bekerja.
Banyak anak-anak yang bekerja di rumah tangga, pasar bahkan di jalanan, upah yang mereka dapatkan pun tidak sebanding dengan harga makanan yang melonjak naik.
Baca Juga: Minta Dunia Tolak Akui Pemerintahan Taliban, Diplomat Afghanistan Buat Pernyataan Bersama
Dikutip SeputarTangsel.Com dari laman savethechildren.net pada Kamis, 17 Februari 2022, Survei tersebut dilakukan di 7 Provinsi yang memuat 1.400 rumah tangga dimana 82% kehilangan pendapatan.
Keluarga yang tinggal di perkotaan paling terpukul, setengah dari keluarga di Kabul telah kehilangan seluruh pendapatkan mereka.
Pekan lalu, Save the Children telah mewawancarai Laila (12) yang telah ditinggal ayahnya dan harus tinggal dengan ibu dan keempat saudaranya di kampung pengungsian.
Baca Juga: Dunia Sambut Permintaan PBB untuk Beri Bantuan Kepada Afghanistan
Ia bekerja membersihkan rumah dengan upah yang setara sekitar 10 sen Dolar perhari.