Korban Pengeboman Drone AS di Afghanistan: Minta Maaf Saja Tidak Cukup!

- 19 September 2021, 00:43 WIB
(Ilustrasi) Pemerintah Amerika Serikat pada Jum'at 17 September 2021 mengakui "kesalahan tragis" dalam serangan drone yang menimpa pekerja kemanusiaan Zemerai Ahmadi dan anggota keluarganya, yang tujuh diantaranya adalah anak-anak.
(Ilustrasi) Pemerintah Amerika Serikat pada Jum'at 17 September 2021 mengakui "kesalahan tragis" dalam serangan drone yang menimpa pekerja kemanusiaan Zemerai Ahmadi dan anggota keluarganya, yang tujuh diantaranya adalah anak-anak. /Foto: Pixabay/TayebMEZAHDIA/

SEPUTARTANGSEL.COM - Emal Ahmadi, yang anaknya berusia 3 tahun terbunuh bersama 10 anggota keluarganya pada 29 Agustus 2021 menuntut pemerintah AS menghukum personil militer yang bertanggung jawab atas serangan rudal Hellfire yang menimpa mobil kakaknya.

"Bagi kami ucapan maaf tidaklah cukup," kata Ahmadi kepada Associated Press. "Amerika Serikat harus mencari siapa orang yang melakukan ini."

Dikutip Seputartangsel.com dari ABC News 19 September 2021, Ahmadi mengatakan keluarganya juga meminta kompensasi keuangan atas kehilangan keluarga mereka dan menuntut agar beberapa anggota keluarganya dipindahkan ke negara ketiga, yang ia belum sebutkan.

Baca Juga: 10 Pemain Bali United Tahan Imbang Persib Bandung di Stadion Indomilk Arena

Berbagai media di Kabul melaporkan setelah serangan drone AS tersebut bahwa pengemudi mobil yang menjadi sasaran, Zemerai Ahmadi, adalah karyawan yang telah lama bekerja di organisasi kemanusiaan dari AS.

Mereka juga menyebutkan ketiadaan bukti yang mendukung klaim Pentagon bahwa ada bahan peledak di dalam mobil tersebut.

Rudal Hellfire menghantam seiiring dengan masuknya mobil itu ke dalam gang mobil rumah milik keluarganya, tepat di saat anak-anaknya berlari untuk menyapa Zemerai.

Setelah berminggu-minggu membantah penemuan tersebut, pada hari Jum'at 17 September 2021 Jenderal Marinir AS Frank McKenzie, kepala komando sentral Amerika, menyebut serangan tersebut sebagai kesalahan yang tragis.

Baca Juga: Kasus Covid Menyentuh 1.000 Meski 80 Persen Telah Divaksin, Pemerintah Singapura: Ini Wajar

Halaman:

Editor: Ihya R. Azzam


Tags

Terkait

Terkini

x