SEPUTARTANGSEL.COM - Geng yang menculik misionaris Kristen Amerika Serikat di Haiti meminta uang tebusan sebanyak 1 dolar per orang.
Seorang pejabat Haiti mengatakan kepada Associated Press pada hari Selasa, seseorang dari geng 400 Mawozo Haiti meminta uang tebusan tak lama setelah penculikan para misionaris pada 16 Oktober.
Sejak Senin warga Haiti melakukan mogok kegiatan umum, untuk memprotes atas kasus penculikan misionaris Kristen.
Baca Juga: Marak Penculikan Misionaris, Warga Haiti sepikan Jalan, FBI Turun Tangan Mencari Sandera
Warga Haiti dibuat tidak aman dengan kelompok yang melakukan tindakan kriminal serta menculik beberapa misionaris.
Menurut seorang pengemudi ojek Holin Alexis, penduduk Haiti sudah tidak tahan lagi atas kasus yang terjadi di Haiti.
"Penduduk tidak tahan lagi,” kata Holin Alexis, seorang pengemudi ojek yang bergabung dalam pemogokan.
Baca Juga: Krisis Politik dan Ekonomi Karibia, Kasus Penculikan Meningkat di Haiti Targetnya Para Misionaris
Menurut laporan Associated Press, terpantau barikade ban yang terbakar menutup beberapa jalan di ibu kota dan kota-kota lain, dengan beberapa orang melemparkan batu ke arah mobil yang melintas.
Lebih lanjut, FBI bekerja sama dengan diplomat Departemen Luar Negeri untuk menemukan dan membebaskan para misionaris di negara termiskin di Belahan Barat.
Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan, Presiden telag menerima arahan untuk menindaklanjuti kasus penculikan misionaris.
Baca Juga: Damaskus Berdarah, Serangan Bom Menewaskan 14 Orang Oleh Pemberontak Suriah
"Presiden telah diberi pengarahan dan menerima pembaruan rutin tentang apa yang dilakukan Departemen Luar Negeri dan FBI untuk membawa orang-orang ini pulang dengan selamat," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki, dikutip SeputarTangsel.Com dari Al Jazeera, 19 Oktober 2021.
"FBI adalah bagian dari upaya pemerintah AS yang terkoordinasi untuk melibatkan warga AS untuk keselamatan," tambahnya Psaki, menolak untuk memberikan rincian tambahan karena "pertimbangan operasional".
Kelompok yang menculik misonaris dari Christian Aid Ministries yang berbasis di Ohio terdiri dari 16 warga AS dan satu warga negara Kanada.
Baca Juga: Menyusul Perundingan Denuklirisasi, Korea Utara Tembakan Rudal Balistik Dari Kapal Selam
Mereka berada di dalam bus setelah mengunjungi panti asuhan ketika mereka diculik.
"Kami memasuki hari ketiga sejak tujuh belas pekerja kami diculik oleh geng di Haiti,” kata Christian Aid Ministries dalam sebuah pernyataan, Senin.
“Otoritas sipil di Haiti dan Amerika Serikat mengetahui apa yang telah terjadi dan menawarkan bantuan,” kata anggota itu, yang didirikan dan didukung oleh kelompok gereja Amish dan Mennonite.
Baca Juga: Myanmar Bebaskan Ratusan Tahanan Politik di Bawah Tekanan ASEAN
Kasus penculikan di Haiti meningkat menyusul pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada Juli ketika geng-geng bersenjata memanfaatkan penyebaran ketidakamanan, kekurangan pangan dan krisis politik pemerintah.
400 geng Mawozo menculik kelompok misionaris di Ganthier, timur ibu kota Port-au-Prince, kata inspektur polisi Haiti Frantz Champagne. ***