Bisa Hancurkan Lebanon, Patriark Maronit Sebut Bebaskan Peradilan dari Campur Tangan Politik dan Sektarianisme

- 18 Oktober 2021, 09:56 WIB
Patriark Maronit Sebut Bebaskan Peradilan dari Campur Tangan Politik dan Sektarianisme
Patriark Maronit Sebut Bebaskan Peradilan dari Campur Tangan Politik dan Sektarianisme /Foto: Reuters/Dalati Nohra//

SEPUTARTANGSEL.COM - Konflik yang terjadi di Lebanon dalam beberapa dekade telah menimbulkan kekacauan dalam peradilan.

Patriark Maronit atau Ulama Kristen terkemuka Lebanon, Bechara Boutros Al-Rai mengatakan bahwa peradilan di Lebanon harus bersih dari campur tangan politik dan aktivisme.

Menurutnya dalam penyelidikan kasus ledakan di Beirut pada tahun lalu yang menewaskan banyak warga harus terhindar dari aktivitas sektarian dan politik.

Baca Juga: Hizbullah akan Balas Setiap Serangan Israel ke Lebanon

Dirinya juga mengatakan, tidak akan diterima bagi siapapun untuk menggunakan ancaman atau kekerasan.

Pekan lalu, sebanyak tujuh orang tewas ditembak mati ketika pengunjuk rasa menentang penyelidikan ledakan di Beirut.

"Kita harus membebaskan peradilan dari campur tangan politik, aktivisme politik sektarian dan partisan dan menghormati independensinya sesuai dengan prinsip pemisahan kekuasaan," kata Rai, dikutip SeputarTangsel.Com dari Reuters, 18 Oktober 2021.

Baca Juga: UNICEF: Lebih dari 30 Persen Anak Lebanon Kelaparan

Bechara Boutros Al-Rai adalah seorang pemimpin yang paling berpengaruh dalam komunitas Kristen terbesar di Lebanon.

Diketahui, kekuatan politik di Lebanon terbagi ke dalam beberapa sekte utama yakni, Kristen, Muslim dan Druze.

Penyelidikan atas ledakan 4 Agustus 2020, yang menewaskan lebih dari 200 orang dan menghancurkan sebagian besar Beirut, hanya memberikan sedikit kemajuan karena adanya penolakan dari kelompok-kelompok politik Lebanon.

Menurut ketua Hizbullah Hassan Nasrallah menyebut Hakim Tarek Bitar, penyelidik utama, tampak bias dan dipolitisasi.

Baca Juga: G20 Akhirnya Setujui Bantuan Cegah Krisis Kemanusiaan di Afghanistan dan Libatkan Taliban

Rai menambahkan, keraguan integritas peradilan tidak hanya berdampak negatif pada peradilan melainkan juga reputasi Lebanon.

"Meningkatnya keraguan atas (integritas) peradilan yang telah berlangsung selama beberapa waktu tidak hanya merusak peradilan tetapi juga reputasi Lebanon," kata Rai.

Tujuh Muslim Syi'ah ditembak mati pada hari Kamis ketika orang banyak menuju sebuah protes terhadap Bitar yang diserukan oleh kelompok Hizbullah Syiah yang didukung Iran dan sekutu Syiahnya Amal.

Hal ini dapat berdampak pada stabilitas negara yang dibanjiri senjata dan mengalami krisis ekonomi.

Baca Juga: Iran Kembali Luncurkan Latihan Militer Udara Skala Besar dan Unjuk Kekuatan

Apa yang terjadi minggu lalu mengingatkan orang Lebanon tentang dimulainya perang saudara terkutuk dan mereka tidak siap untuk menghidupkannya kembali," kata Uskup Agung Ortodoks Yunani Elias Audi dalam khotbah.

Hizbullah menyalahkan partai Pasukan Kristen Lebanon (LF) atas kematian tersebut, sebuah tuduhan yang dibantah oleh kepala LF Samir Geagea.

LF mengutuk peristiwa Kamis dan menyalahkan kekerasan pada 'hasutan' Hizbullah terhadap Bitar.

Baca Juga: Dua Pasukan Berhadapan, India dan China Gagal Temukan Kesepakatan untuk Redakan Ketegangan

Anggota parlemen Hizbullah Hassan Fadallah menyebut pembunuhan itu sebagai 'pembantaian'. ***

Editor: Taufik Hidayat


Tags

Terkait

Terkini