SEPUTARTANGSEL.COM – Anak-anak di Lebanon menanggung beban keruntuhan ekonomi terburuk di dunia belakangan ini menurut survei yang dirilis UNICEF bulan Juli ini.
Serangkaian krisis yang saling menguatkan, termasuk resesi yang menghancurkan, telah berdampak pada keluarga dan anak-anak di Lebanon dalam situasi yang mengerikan.
Hal ini mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan mereka dengan sedikit sumber daya dan hampir tidak ada akses ke dukungan sosial.
Baca Juga: Mencekam, Setiap 5 Menit Satu Anak Meninggal di Yaman
“Tanpa perbaikan yang terlihat, lebih banyak anak daripada sebelumnya yang tidur dalam keadaan lapar di Lebanon. Kesehatan anak-anak, pendidikan, dan masa depan mereka sangat terpengaruh karena harga-harga meroket dan pengangguran terus meningkat. Semakin banyak keluarga dipaksa untuk mengambil langkah-langkah penanggulangan negatif, termasuk mengirim anak-anak mereka untuk bekerja yang sering berbahaya dan dalam kondisi tak pasti, mengawinkan anak perempuan mereka atau menjual barang-barang mereka”, kata Yukie Mokuo, Perwakilan UNICEF di Lebanon.
Lebih dari 30 persen anak-anak pergi tidur dalam keadaan lapar dan melewatkan makan dalam sebulan terakhir.
Tujuh puluh tujuh persen rumah tangga tidak memiliki cukup makanan atau cukup uang untuk membeli makanan. Di rumah tangga pengungsi Suriah, angkanya mencapai 99 persen.
Baca Juga: Wakil Presiden Afghanistan: Taliban Tidak Percaya pada Perdamaian dan Solusi Politik
Enam puluh persen rumah tangga harus membeli makanan secara kredit atau mengutang.