Militer Myanmar Mengobarkan Perang Melawan Etnis Kristen

- 23 Juni 2021, 23:58 WIB
Tentara Pembebasan Nasional Karen
Tentara Pembebasan Nasional Karen /Sumber: Karen News/

Baca Juga: Perwira Palestina Gugur, Jihad Islam Serukan Para Pemuda Revolusioner untuk Intensifkan Konfrontasi

KNLA, sebagian besar Kristen, telah lama menyerukan penentuan nasib sendiri di negara bagian federal. Diperkirakan memiliki sekitar 15 ribu tentara.

Dunia kurang memperhatikan kekejaman militer terhadap etnis Karen, yang juga dikenal sebagai Kayin. Para pengamat mengatakan kekejaman itu sama dengan kejahatan perang.

Militer juga terlibat dalam kampanye kekerasan yang meluas terhadap Kachin di negara bagian Kachin yang mayoritas beragama Kristen. Sejumlah gereja telah diserang dan para pendeta ditangkap sementara militer Myanmar terus melakukan pelanggaran hak termasuk penangkapan sewenang-wenang, pembunuhan, penyiksaan, dan pemerkosaan.

Baca Juga: Perang Patriotik Raya, Seluruh Eropa Berhutang pada Tindakan Heroik Rakyat Uni Soviet

Lebih dari 100 ribu orang di negara bagian Kachin dan Shan, kebanyakan orang Kristen, telah mengungsi karena pertempuran baru antara militer dan Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA) setelah gagalnya gencatan senjata selama 17 tahun. Pengungsi tetap tinggal di kamp-kamp yang penuh sesak karena perdamaian tetap sulit dipahami.

Organisasi Kemerdekaan Kachin (KIO) adalah sayap politik KIA yang tetap berperang dengan militer. KIA memiliki sekitar 4.000 tentara aktif, sebagian besar di dekat perbatasan China.

KIA dibentuk sebagai tanggapan atas janji-janji Kesepakatan Panglong 1947 yang dilanggar.

Baca Juga: Front Al Nusra Akan Serang Kedutaan Rusia di Lebanon

Negara bagian pegunungan Chin di barat Myanmar adalah salah satu negara termiskin di negara itu karena diabaikan oleh rezim militer selama beberapa dekade. Lebih dari 90 persen dari Chins adalah Kristen, dengan sebagian besar menyatakan diri sebagai penganut Baptis.

Halaman:

Editor: Ignatius Dwiana


Tags

Terkait

Terkini