Militer Myanmar Mengobarkan Perang Melawan Etnis Kristen

- 23 Juni 2021, 23:58 WIB
Tentara Pembebasan Nasional Karen
Tentara Pembebasan Nasional Karen /Sumber: Karen News/

Sejak 1990-an, pemerintah yang dipimpin militer telah menganiaya orang-orang Kristen di negara bagian Chin.

Kampanye kekerasan “Burmanisasi” atau asimilasi paksa terus berlanjut.

Baca Juga: Menteri Perang Israel Marah: Jika Hamas Tak Mengerti Juga, Gaza Tidak Akan Direkonstruksi

Hal ini menyebabkan perpindahan lebih dari 160 ribu Chin dari tanah air tradisional mereka ke India, Malaysia, dan Thailand, menurut laporan International Christians Concern pada 16 Juni.

Tentara Nasional Chin (CNA), sayap bersenjata Front Nasional Chin (CNF), dibentuk pada 1988 untuk memperjuangkan otonomi sendiri tetapi tidak memiliki tentara yang kuat seperti KIA. Diperkirakan memiliki antara 150 hingga 200 tentara.

Meskipun militer dan CNF menandatangani perjanjian gencatan senjata pada 2012, militer terus melakukan pelanggaran hak dengan impunitas. Termasuk kekerasan seksual, perekrutan paksa dan penangkapan sewenang-wenang, penahanan, dan penyiksaan terhadap warga sipil.

Baca Juga: Gajah Ini Tertangkap Basah Mencuri Makanan, Begini Kisahnya

Di Paletwa di negara bagian Chin, ribuan pengungsi termasuk orang Kristen telah berlindung di gereja-gereja dan kamp-kamp darurat lainnya setelah pertempuran antara militer dan Tentara Arakan sejak 2015.

Ribuan orang telah meninggalkan negara bagian Kayah mencari perlindungan di Thailand setelah pertempuran pecah antara militer dan Tentara Karenni, sayap bersenjata Partai Progresif Nasional Karenni (KNPP), yang dibentuk pada 1957 untuk memperjuangkan kemerdekaan. KNPP memiliki antara 1.500 hingga 4.000 tentara.

Keluhan minoritas negara itu mencapai tujuh dekade karena hak-hak kelompok etnis telah diabaikan selama puluhan tahun kekuasaan militer tangan besi mayoritas Bamar.

Halaman:

Editor: Ignatius Dwiana


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah