Ledakan Pelabuhan Yang Menghancurkan Beirut Diserukan Kelompok Hak Asasi Untuk Penyelidikan PBB

- 18 Juni 2021, 10:00 WIB
Ledakan pelabuhan yang merenggut lebih dari 200 nyawa dan menghancurkan Beirut pada tahun lalu.
Ledakan pelabuhan yang merenggut lebih dari 200 nyawa dan menghancurkan Beirut pada tahun lalu. /Sumber: Twitter / @brysonadahcole/

SEPUTARTANGSEL.COM – Ledakan pelabuhan yang merenggut lebih dari 200 nyawa dan menghancurkan ibu kota Lebanon Beirut pada tahun lalu diserukan sejumlah kelompok hak asasi untuk penyelidikan oleh PBB.

Meskipun ada penolakan oleh pejabat Libanon untuk penyelidikan internasional atas kasus tingkat tinggi tersebut.

Permohonan itu dibuat pada hari Selasa, 15 Juni 2021, ketika para pemimpin Libanon berada di bawah tekanan yang meningkat di dalam dan luar negeri untuk memberikan jawaban atas ledakan pelabuhan Beirut pada Agustus lalu.

Baca Juga: Hizbullah: Perang Saif Al Quds Menyatukan Seluruh Kubu Perlawanan Menghadapi Zionis Israel

Ini terjadi pasca mereka menolak penyelidikan internasional atas kasus tersebut.

"Kegagalan proses domestik yang terus berlanjut memperkuat perlunya penyelidikan internasional untuk menentukan penyebab ledakan dan siapa yang bertanggung jawab," kata HRW dalam sebuah pernyataan pada Selasa.

Baca Juga: Sayap Kiri Radikal Bentrok dengan Polisi di Berlin, 60 Polisi Terluka

"Biaya dari kegagalan semacam itu tidak hanya mencakup tidak adanya keadilan bagi para korban, tetapi ... risiko penyalahgunaan dan kelalaian lebih lanjut oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab."

Dikutip dari Pars Today, Warga Lebanon menyalahkan ledakan mematikan itu pada dekade kelalaian dan korupsi oleh pejabat negara.

Tidak satupun dari mereka telah ditahan atas tragedi itu.

Baca Juga: Jihad Islam: Perang Terkait Yerusalem Akan Menjadi Perang Kawasan

"Pihak berwenang Lebanon telah menghalangi, menghindari, dan menunda penyelidikan domestik yang sedang berlangsung," kata Amnesti Internasional dalam pernyataan terpisah.

"Dewan Hak Asasi Manusia PBB harus membentuk misi investigasi atau pencarian fakta ke dalam ledakan untuk mengidentifikasi apakah tindakan oleh negara yang menyebabkan atau berkontribusi pada kematian yang tidak sah,” imbuhnya.

Baca Juga: QAnon, Prajurit Digital Yang Berubah Diri Menjadi Prajurit Nyata

Selain itu, 53 kelompok hak asasi Lebanon, baik regional dan internasional, berada di samping korban dan keluarga korban ledakan pelabuhan telah menyerukan penyelidikan internasional atas peristiwa mematikan itu ketika Beirut menolak seruan dan mengatakan pengadilan negara itu dapat menangani penyelidikan itu sendiri. ***

Editor: Ignatius Dwiana


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah