QAnon, Prajurit Digital Yang Berubah Diri Menjadi Prajurit Nyata

- 17 Juni 2021, 22:43 WIB
Serangan ke Gedung Capitol di Washington oleh pendukung Trump.
Serangan ke Gedung Capitol di Washington oleh pendukung Trump. /Sumber: Reuters / Stephanie Keith/

SEPUTARTANGSEL.COM – Biro Penyelidikan Federal AS (FBI) telah memperingatkan bahwa pengikut teori konspirasi QAnon dapat kembali melakukan kekerasan terhadap lawan politik karena frustrasi bahwa prediksi teori mereka tidak menjadi kenyataan.

Orang-orang yang percaya teori konspirasi menyebut mantan presiden AS Donald Trump sebagai figur penyelamat. Sementara elit Demokrat sebagai komplotan Setan. Kepercayaan pada teori konspirasi itu memainkan peran penting dalam serangan mematikan 6 Januari di Capitol.

Baca Juga: Sejumlah Polisi Menggugat Donald Trump Atas Kericuhan Gedung Capitol AS

Dalam buletin 4 Juni yang dibagikan dan dilihat oleh Reuters, FBI kepada anggota Kongres menyebutkan para ahlinya percaya bahwa beberapa orang yang percaya pada prediksi pergolakan politik yang dipromosikan di situs web dan papan buletin QAnon percaya bahwa mereka tidak bisa lagi mempercayai rencana tersebut.

Itu termasuk prediksi pengungkapan tentang keterlibatan Demokrat dalam jaringan perdagangan anak, penangkapan Hillary Clinton, dan pemulihan Donald Trump ke Gedung Putih.

Baca Juga: Baliho Puan Maharani Sudah Bertebaran, Netizen Komentari: Masih Lama, Keburu Catnya Luntur

Mengingat kegagalan prediksi QAnon terwujud, buletin FBI memperingatkan bahwa beberapa penganut QAnon kemungkinan akan mulai percaya mereka memiliki kewajiban untuk mengubah diri mereka. Fungsi mereka berubah sebagai prajurit digital untuk terlibat dalam aksi kekerasan nyata terhadap Demokrat dan oposisi politik lainnya.

Dikutip dari Reuters pada Selasa, 15 Juni 2021, FBI mengaitkan beberapa kegagalan dalam mendukung QAnon.

Baca Juga: Dua Menara Listrik Diledakkan ISIS, Sepertiga Wilayah Provinsi Diyala Padam

Halaman:

Editor: Ignatius Dwiana


Tags

Terkait

Terkini

x