Baca Juga: Setahun Pandemi, Usaha dan Industri Sepatu di Tangsel Kembang Kempis
Juru Bicara Kementerian Zhao Lijian mengkritik keputusan Jepang. Dia menyebutnya sebagai sangat tidak bertanggung jawab. Pembuangan limbah akan mempengaruhi kesehatan manusia dan kepentingan langsung orang-orang di negara-negara tetangga.
“China akan terus mencermati perkembangan masalah ini bersama dengan komunitas internasional dan berhak untuk membuat reaksi lebih lanjut,” ujar Zhao tanpa menjelaskan reaksi lebih lanjut yang dimaksud.
Pemerintah Jepang menyatakan hal yang sebaliknya. Air Fukushima dianggap aman untuk dibuang dan merupakan pilihan paling realistis.
Baca Juga: Bibit Siklon Tropis 94W, BNPB Ingatkan 30 Provinsi ini Waspada
Baca Juga: Bangkitkan Industri Film, Kemenparekraf Galakkan #KembaliKeBioskop
Suga yang mewakili Pemerintah Jepang menjelaskan PLTN dan rekonstruksi di kawasan Fukushima telah dihentikan sejak terjadinya gempa dan tsunami di wilayahnya tahun 2011.
Pelepasan pertama air akan berlangsung selama dua tahun dan proses keseluruhannya hingga habis diperkirakan memakan waktu 30 tahun. Jumlah yang dibuang sekitar 1 juta ton air.
Rencana tersebut, paling lambat akan dimulai tahun 2022.
Baca Juga: Alasan Partai Demokrat Daftarkan Logo dan Merek Partainya, Berikut Uraiannya