Sanksi atas Kudeta Myanmar, Rusia: Dapat Memicu Konflik Sipil Skala Penuh

- 7 April 2021, 11:40 WIB
Demonstran anti kudeta memakai topeng menggambarkan wajah pemimpin yang digulingkan Aung San Suu Kyi di Yangon, Myanmar, pada 28 Februari 2021.
Demonstran anti kudeta memakai topeng menggambarkan wajah pemimpin yang digulingkan Aung San Suu Kyi di Yangon, Myanmar, pada 28 Februari 2021. /Sumber: Reuters/

Baca Juga: Ramadan Segera Tiba, Kementerian Agama Terbitkan Panduan Ibadah di Tengah Suasana Pandemi Covid-19

Pada bulan lalu, Uni Eropa diketahui telah menjatuhkan hukuman kepada sejumlah tokoh yang terlibat dalam kudeta Myanmar.

Amerika Serikat juga telah mengambil tindakan terhadap individu maupun kepentingan bisnis yang dijalankan junta militer, termasuk cakupan di bidang ekonomi Myanmar.

Baca Juga: Seakan Berupaya Caplok, Aktivitas Militer China Meningkat di Dekat Taiwan

Baca Juga: Hati-Hati, Masker Medis Palsu Banyak Dijual di Pasaran

Para pengunjuk rasa anti-kudeta masih terus turun ke jalan untuk menyerukan hak keadilan.

Sebuah aksi protes yang telah direncanakan pada Rabu, 7 April 2021, menyerukan untuk membakar barang-barang buatan China.

Banyak dari demonstran yang menentang sikap China karena dinilai telah mendukung  aksi kudeta junta militer.

Baca Juga: Blokade Atas Yaman Masih Berlangsung, Sekjen Hizbullah Tolak Perdamaian dengan Saudi

Baca Juga: Efek Embargo Vaksin, Menteri Kesehatan Terpaksa Prioritaskan Lansia dan Guru

Halaman:

Editor: Ignatius Dwiana


Tags

Terkait

Terkini