Pemberontak Myanmar Serukan Intervensi Internasional Terhadap Tindakan Kekerasan Junta Militer

- 31 Maret 2021, 13:32 WIB
Selain pemberontak Karen, pemberontakan etnis Kachin juga mengalami hal yang sama. Mereka melakukan perlawanan terhadap masuknya pasukan pemerintah ke wilayahnya
Selain pemberontak Karen, pemberontakan etnis Kachin juga mengalami hal yang sama. Mereka melakukan perlawanan terhadap masuknya pasukan pemerintah ke wilayahnya /Reuters/

SEPUTARTANGSEL.COM - Salah satu kelompok pemberontak etnis minoritas utama Myanmar menyebutkan akan adanya ancaman konflik lebih besar pada hari Selasa 30 Maret 2021.

Oleh karena itu mereka menyerukan intervensi internasional atas tindakan kekerasan junta militer.

Seperti sudah diketahui unjuk rasa yang dibalas dengan kekerasan di Myanmar terus meningkat. Hal tersebut terjadi setelah ditangkapnya pemimpin revolusi Myanmar Aung San Suu Kyi. Hampir seluruh kota besar dan kecil di seluruh negeri diliputi protes terhadap militer.

 Baca Juga: Minum Air Putih Disarankan untuk Kesehatan, Ternyata Terlalu Banyak Juga Berbahaya

Baca Juga: Bandara Kertajati akan Dioperasikan Sebagai Bengkel Pesawat, Netizen Twitter Buka Suara

Selain itu, pertempuran terjadi antara tentara dan pemberontak di daerah perbatasan dan pengungsi. Hingga pekan lalu korban tewas mencapai lebih dari 500 jiwa.

Negara-negara Barat mengutuk kudeta dan kekerasan tersebut dan menyerukan pembebasan para pemimpin yang ditangkap. Sanksi terbatas juga sudah dilakukan.

Meski demikian, sanksi lebih luas dari PBB belum dapat dilakukan karena terkait dengan Rusia dan China yang mempunyai hak veto. Kedua negara ini tidak ingin mengecam tindakan junta militer.

 Baca Juga: Sebelum Umumkan Nasib Partai Demokrat Siang Ini, Mahfud MD Sebut SBY dan Moeldoko Adalah Sahabatnya

Halaman:

Editor: Tining Syamsuriah

Sumber: REUTERS


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x